Tradisi Ngaliwet, Melestarikan Budaya Sunda yang Sarat Makna

Tradisi Ngaliwet, Melestarikan Budaya Sunda yang Sarat Makna

Tradisi Ngaliwet, Melestarikan Budaya Sunda yang Sarat Makna-DISWAY NETWORK-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan tradisi unik dari berbagai daerah.

Salah satu tradisi yang perlu terus dilestarikan adalah Ngaliwet, sebuah warisan budaya dari masyarakat Sunda di Jawa Barat.

Tradisi ini bukan sekadar kegiatan makan bersama, namun juga mengandung nilai kebersamaan yang erat di dalamnya.

Ngaliwet sendiri berarti memasak nasi liwet, yakni nasi yang hanya ditanak sekali dengan campuran rempah-rempah, menjadikannya lebih harum dan lezat.

BACA JUGA:Dueling, Tradisi Pertarungan Sampai Mati untuk Menjaga Kehormatan di Abad 15-20

BACA JUGA:Tradisi Kasim, Sejarah Unik Pengebirian di Berbagai Kebudayaan Dunia

Kegiatan ini tidak hanya tentang memasak, melainkan juga melibatkan ritual seperti patungan biaya, membeli bahan makanan, hingga menyumbang bahan mentah untuk dimasak bersama-sama.

Tradisi yang Terus Hidup

Tradisi Ngaliwet sudah ada sejak lama di kalangan masyarakat Sunda.

Biasanya, kegiatan ini dilakukan oleh para remaja saat malam minggu atau ketika mereka berkumpul bersama teman-teman.

BACA JUGA:Tradisi Potong Jari, Ekspresi Kesedihan Ekstrem di Pegunungan Tengah Papua

BACA JUGA:Fahombo, Tradisi Lompat Batu yang Sarat Akan Makna Budaya Nias

Meski tidak jelas kapan tradisi ini mulai ada, namun yang pasti Ngaliwet tetap hidup dan menjadi aktivitas yang populer, terutama di akhir pekan.

Proses Memasak yang Penuh Ketelitian

Memasak nasi liwet memerlukan keahlian dan ketelitian.

Prosesnya dimulai dengan menggoreng bawang merah, kemudian ditambahkan air sesuai takaran, disusul dengan memasukkan daun salam, sereh, dan garam.

BACA JUGA:Tradisi Unik Sepak Bola Api di Banyuwangi, Perpaduan Olahraga dan Keberagaman Budaya

BACA JUGA:Mapasilaga Tedong, Tradisi Unik Adu Kerbau di Tana Toraja

Nasi ini dimasak hanya sekali, sehingga takaran air harus tepat.

Jika terlalu sedikit, nasi akan menjadi setengah matang, namun jika terlalu banyak, nasi bisa menjadi bubur.

Lauk pauk yang disajikan bersama nasi liwet bervariasi, mulai dari ikan mas, ayam bakar, hingga lalapan sederhana seperti ikan asin dan sambal.

Ikan asin biasanya dimasak dengan cara diletakkan di atas nasi yang hampir matang, memberi cita rasa khas.

BACA JUGA:Tiga Tradisi Pernikahan Unik di Indonesia, Dari Suap-suapan Hingga Tiga Hari Tidak Mandi

BACA JUGA:Dugderan, Tradisi Unik Ada Sejak Jaman Kolonial Belanda di Semarang

Keunikan Penyajian dan Nilai Silaturahmi

Salah satu keunikan dari tradisi Ngaliwet adalah cara penyajiannya.

Nasi liwet dan lauk pauknya disajikan di atas lembaran daun pisang yang berfungsi sebagai pengganti piring.

Seluruh makanan dibagi rata di atas daun pisang sesuai jumlah orang yang ikut serta.

BACA JUGA:Mengintip Tradisi 'Kawin Culik' Suku Sasak Sade di Lombok yang Masih Langgeng

BACA JUGA:Nyobeng Sebujit, Tradisi Unik Dayak Bidayuh yang Menarik Wisatawan Malaysia

Cara makan ini diyakini dapat mempererat hubungan silaturahmi dan kekeluargaan.

Lebih dari sekadar makan bersama, Ngaliwet sering dilakukan di alam terbuka seperti di pinggiran sawah, kebun, atau tempat lain yang memberikan nuansa tradisional.

Ini menjadikan pengalaman Ngaliwet semakin terasa keasliannya, sebagai warisan budaya yang telah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Sunda.

Pelestarian Tradisi

BACA JUGA:Tradisi Kabuenga, Cara Unik Wakatobi Menemukan Jodoh Tanpa Aplikasi Kencan

BACA JUGA:5 Suku Unik Papua yang Menjaga Tradisi Luhur

Melalui Ngaliwet, masyarakat Sunda tidak hanya menjaga tradisi kuliner yang kaya, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antarindividu.

Semangat gotong royong dan kebersamaan yang ditanamkan dalam tradisi ini adalah nilai-nilai yang patut dipelihara hingga generasi mendatang. ***

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: