Tradisi Kasim, Sejarah Unik Pengebirian di Berbagai Kebudayaan Dunia
Tradisi Kasim, Sejarah Unik Pengebirian di Berbagai Kebudayaan Dunia-DISWAY NETWORK-
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tradisi kasim, yang melibatkan kebiri kemaluan laki-laki, merupakan salah satu fenomena budaya yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Fenomena ini dikenal dengan istilah Eunuchs, atau dalam bahasa Indonesia, kasim.
Tradisi tersebut berawal di kota Lagash, Sumeria, pada abad ke-21 SM.
Praktek ini dilakukan dengan sengaja untuk menghasilkan laki-laki yang kehilangan kesuburannya, baik melalui pembuangan kemaluan secara paksa maupun akibat faktor lain.
BACA JUGA:Tradisi Unik Sepak Bola Api di Banyuwangi, Perpaduan Olahraga dan Keberagaman Budaya
BACA JUGA:Dugderan, Tradisi Unik Ada Sejak Jaman Kolonial Belanda di Semarang
Orang kasim kemudian memainkan berbagai peran penting di sejumlah kebudayaan besar dunia.
Sejak pertama kali dilakukan, kasim memiliki berbagai peran strategis dalam berbagai masyarakat.
Mereka bekerja sebagai pelayan istana, pelayan rumah tangga, penyanyi dengan suara tinggi, petugas keagamaan, pejabat pemerintah, komandan militer, hingga pengawal khusus perempuan.
Sebutan orang kasim sudah muncul di Kekaisaran Asyur pada periode 850-622 SM, menandakan bahwa tradisi ini telah menyebar luas sejak lama.
BACA JUGA:Mengintip Tradisi 'Kawin Culik' Suku Sasak Sade di Lombok yang Masih Langgeng
BACA JUGA:Nyobeng Sebujit, Tradisi Unik Dayak Bidayuh yang Menarik Wisatawan Malaysia
Tradisi Kasim di Tiongkok Kuno
Salah satu tempat yang paling dikenal dengan tradisi kasim adalah Tiongkok kuno.
Di masa itu, pengebirian menjadi salah satu bentuk hukuman tradisional dan juga sarana bagi beberapa orang untuk mendapatkan pekerjaan di istana kaisar.
Pada masa Dinasti Sui, kebiri menjadi salah satu syarat bagi mereka yang ingin bekerja di lingkungan istana.
BACA JUGA:Tradisi Kabuenga, Cara Unik Wakatobi Menemukan Jodoh Tanpa Aplikasi Kencan
BACA JUGA:5 Suku Unik Papua yang Menjaga Tradisi Luhur
Puncaknya terjadi pada akhir Dinasti Ming, di mana tercatat ada sekitar 70.000 orang kasim yang bekerja di istana kaisar.
Menjadi kasim di Tiongkok kala itu adalah posisi yang sangat berharga, karena beberapa dari mereka bahkan bisa mendapatkan kekuasaan yang lebih besar daripada perdana menteri.
Namun, kekuasaan besar yang diperoleh beberapa kasim justru memicu kekhawatiran di kalangan pejabat tinggi.
Kasim yang berhasil mencapai posisi tinggi sering kali menyalahgunakan kekuasaan mereka, sehingga akhirnya tradisi ini dilarang.
BACA JUGA:Tradisi Paling Absurd Ritual Malam Pertama dan Kedewasaan Unik di Lima Suku Indonesia
BACA JUGA:Tradisi Rebo Pungkasan: Sejarah yang Melekat hingga Kini
Jejak Kasim dalam Sejarah
Selama ribuan tahun, kasim telah menjadi bagian penting dari struktur kekuasaan di berbagai kebudayaan, termasuk di wilayah Timur Tengah dan Asia.
Di beberapa tempat, mereka dianggap sebagai simbol loyalitas yang tidak akan terlibat dalam intrik politik yang melibatkan keturunan.
Oleh karena itu, mereka dipercaya untuk mengurus tugas-tugas yang sangat rahasia dan penting.
BACA JUGA:Simak Berikut Bali, Pulau Dewata yang Kaya akan Budaya dan Tradisi
Walaupun tradisi ini sudah lama ditinggalkan, jejak sejarah kasim tetap ada dalam berbagai catatan sejarah dan menjadi bagian menarik dari studi tentang budaya dan kekuasaan di dunia kuno. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: