Mengenal Sanggah dan Merajan di Bali: Apakah Berbeda?
Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di setiap rumah di Bali, terdapat bagian khusus yang digunakan sebagai tempat sanggah atau merajan, yang merupakan tempat suci bagi umat Hindu untuk bersembahyang.
Namun, seringkali terjadi kesalahpahaman terkait perbedaan antara sanggah dan merajan, yang dianggap mencerminkan simbol kasta dalam masyarakat.
Padahal, ada fakta yang membantah perbedaan ini.
Lalu, apa sebenarnya sanggah dan merajan? Berikut penjelasannya berdasarkan informasi dari Badan Penghubung Provinsi Bali, TaruBali, PUPRKIM Provinsi Bali, dan Babad Bali.
Secara umum, sanggah dan merajan mengacu pada tempat suci yang ada di pekarangan rumah umat Hindu di Bali.
Kata "sanggah" berasal dari istilah "Sanggah Pamerajan," di mana "sanggah" berarti tempat suci, dan "Pamerajan" berasal dari kata "praja" yang berarti keluarga.
BACA JUGA:Kisah Raden Ajeng Koestiyah: Permaisuri Sunan Pakubuwana IX
Dengan demikian, sanggah pamerajan adalah tempat suci bagi suatu keluarga untuk memuja leluhur dan bersembahyang kepada Ida Sang Hyang Widhi.
Meski masyarakat Bali sering menganggap sanggah sebagai milik mereka yang tidak berkasta (jaba), dan merajan terkait dengan mereka yang memiliki kasta, secara esensi keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat suci.
Sanggah pamerajan tidak hanya difungsikan sebagai tempat sembahyang, tetapi juga sebagai tempat untuk memuja leluhur. Berikut beberapa jenis sanggah pamerajan yang ada di Bali:
1. Sanggah Pamerajan Alit
Dimiliki oleh satu keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah. Komponen utamanya adalah padmasari, kemulan rong telu, dan taksu.
2. Sanggah Pamerajan Dadia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: