Risiko, Faktor Risiko dan Tips Mencegah Bahaya Transaksi Digital

Risiko, Faktor Risiko dan Tips Mencegah Bahaya Transaksi Digital

Tips Mencegah Bahaya Transaksi Digital-DISWAY NETWORK-

BACA JUGA:Ciri-ciri Rumah Dihuni Harta Karun Gaib, Apa Saja? Cek Sekarang! Jangan-jangan Ada di Rumahmu

Salah satu contoh malware atau virus yang berbahaya adalah ransomware. Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data atau sistem Anda dan menuntut tebusan untuk mengembalikan data atau sistem Anda, Anda harus membayar sejumlah uang, biasanya dalam bentuk mata uang kripto, kepada penjahat. Jika tidak, data atau sistem Anda akan tetap terkunci atau bahkan dihapus secara permanen.

Untuk mencegah malware atau virus, Anda perlu menjaga keamanan dan kesehatan perangkat atau komputer yang Anda gunakan untuk melakukan transaksi digital. Anda dapat menggunakan antivirus, firewall, atau perangkat lunak keamanan lainnya yang dapat mendeteksi dan menghapus malware atau virus yang mencoba masuk ke sistem Anda. 

Anda juga perlu menghindari mengunduh, membuka, atau menjalankan file, program, atau aplikasi yang tidak diketahui asal-usulnya atau yang mencurigakan. Selain itu, Anda perlu memperbarui secara berkala sistem operasi, browser, atau aplikasi yang Anda gunakan agar tidak rentan terhadap serangan malware atau virus.

Faktor Risiko Utama Transaksi Digital

BACA JUGA:Aturan Terbaru OJK, Bank Wajib Mematuhi Ketentuan dalam Pergantian Dirut

Berikut adalah empat faktor risiko utama yang dapat mempengaruhi atau memicu terjadinya risiko transaksi digital:

1. Keamanan Informasi

Keamanan informasi adalah faktor risiko utama dalam transaksi digital. Keamanan informasi mencakup perlindungan terhadap kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang terlibat dalam transaksi digital. 

Kerahasiaan berarti informasi hanya dapat diakses oleh pihak yang berhak. Integritas berarti informasi tidak dapat diubah, dimodifikasi, atau dihapus tanpa sepengetahuan atau persetujuan pihak yang berhak. Ketersediaan berarti informasi dapat diakses kapan saja dan di mana saja oleh pihak yang berhak.

BACA JUGA:Lima Cara Menghadapi 'Debt Collector' Pinjol yang Perlu Dilakukan

Risiko keamanan informasi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kelemahan sistem, kesalahan manusia, serangan siber, atau bencana alam. Risiko keamanan informasi dapat mengakibatkan kerugian finansial, reputasi, atau kepercayaan bagi pihak yang terlibat dalam transaksi digital. 

Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan keamanan informasi dengan menggunakan teknologi, metode, atau praktik yang sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku.

2. Tidak Patuh terhadap Regulasi

Tidak patuh terhadap regulasi adalah faktor risiko utama selanjutnya dalam transaksi digital. Regulasi adalah aturan, ketentuan, atau pedoman yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas yang berwenang untuk mengatur, mengawasi, atau mengendalikan transaksi digital. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: