6 KM dari kota Palembang, tempat ini terkenal legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah

6 KM dari kota Palembang, tempat ini terkenal legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah

Pulau kemaro--

6 KM dari kota Palembang, tempat ini terkenal legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah

EMPATLAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID

Banyak wisata uni dan menarik di Kota Palembang, salah satunya yakni Pulau Kemaro. 

Pulau Kemaro, merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri,yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong.

BACA JUGA:Jarang Orang Tahu, Puncak Monas Awalnya Akan Di Bangun Patung Soekarno, Begini kisahnya

Pulau tersebut dinamai Kemaro yang artinya kemarau karena tidak pernah terendam air meskipun arus gelombang Sungai Musi sedang tinggi. 

Kisah asal usul inilah yang juga menarik keingintahuan para wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Kemaro dan berziarah ke makam Tan Bun An serta Siti Fatimah yang terkenal. 

BACA JUGA:Teknologi AI: Memperkuat Peran Guru atau Ancaman bagi Profesi Guru?

Sama seperti objek wisata di Palembang, pengunjung yang datang ke pulau ini tak pernah dipungut biaya. Harga tiket masuk Pulau Kemaro sendiri sebenarnya sangat terjangkau, bahkan gratis karena tidak perlu mengeluarkan uang tambahan.

tak ada jalur darat menuju lokasi. Jika kamu dari Palembang, hanya ada dua cara pergi ke Pulau Kemaro yaitu dengan menaiki kapal sewa (ABK) melalui Dermaga Benteng Kuto Besak atau lewat Dermaga Pabrik Udang PT Lestari Magris.

BACA JUGA:Peran Guru sebagai Pelopor Menghadapi Transformasi Teknologi dalam Pendidikan

Perjalanan menggunakan Perahu Ketek ke Pulau Kemaro ditempuh dengan waktu kurang leabih 30 menit atau sekitar 6 km dari dermaga BKB. Sedangkan perjalanan menggunakan speedboat ditempuh dengan waktu kurang lebih 15 menit.

BACA JUGA:Peran Guru sebagai Pelopor Menghadapi Transformasi Teknologi dalam Pendidikan

Menggemparkan Dunia, Ternyata Ini 6 Fakta Misteri Pulau Kemaro di Sumsel.

Selama ini banyak wisatawan yang mengira Pulau Kemaro hanya terbatas dengan area Pagoda dan kelenteng saja.

BACA JUGA:Kisah-kisah Angker Pulau Sumatera: Pertemuan dengan Hantu hingga Makhluk Mistis Orang Bunian

Ternyata masih ada bagian lain Pulau Kemaro juga dihuni oleh ribuan warga yang bergantung kehidupannya pada pertanian, nelayan dan menyelam.

Berjarak sekitar 1,8 KM dari kelenteng menuju bagian timur Pulau Kemaro, terdapat rumah-rumah panggung yang berjajar di muara sungai, hingga bagian timur ke utara, masih banyak perkebunan warga seperti singkong, tebu, cabai, dan lainnya. 

BACA JUGA:Terowongan Rahasia Monas: Lorong penyelamatan pejabat Masa Perang Kemerdekaan?

Pulau yang berjarak sekitar 6 KM dari pusat kota Palembang ini terkenal dengan legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah, namun juga menyimpan sejarah panjang mengenai pemanfaatannya yang belum dapat diketahui pasti sejak kapan. 

Terdapat beberapa fakta terbaru mengenai bagian timur Pulau Kemaro yang sudah ditelusuri oleh tim Survei Balai Arkeologi (Balar) Sumsel dan rombongan pegiat sejarah dari Sahabat Cagar Budaya (SCB).

BACA JUGA:Monas di Malam Hari: Suara Gemuruh Sampai Bayangan Misterius

Berikut ini fakta terbaru terkait bagian timur Pulau kemaro berdasarkan hasil survei dan kunjungan Sahabat Cagar Budaya (SCB) .

1. Pulau Kemaro Diduga Sudah Dihuni Sejak Abad 17 

BACA JUGA:8 Fakta Manfaat Lavender: Keajaiban dari Tanaman Aromaterapi yang Menenangkan

Tim Suvei Balar Sumsel sempat menyusuri bagian timur Pulau Kemaro, dan menemukan tinggalan terbaru terkait pemanfaatan wilayah tersebut berdasarkan sejarahnya, pada Kamis (25/3/2021).

Arkeolog Hindu-Buddha atau Arkeolog Sejarah dari Balar Sumsel, Retno Purwanti, menjelaskan survei diawali dengan menelusuri areal sebelah selatan pulau dari ujung paling barat atau kawasan Kelenteng Pagoda sampai ke ujung timur.

BACA JUGA:8 Fakta Manfaat Lavender: Keajaiban dari Tanaman Aromaterapi yang Menenangkan

Tim berjalan kaki menelusuri Pulau Kemaro sambil mengamati keadaan permukaan tanah, hingga berhasil menemukan banyak tinggalan dan fakta terbaru.

Temuan tersebut berupa pecahan keramik China dari masa Dinasti Yuan sekitar tahun 1271-1368 M, Dinasti Ming tahun 1368-1644 M dan Dinasti Qing 1644-1912 M. 

BACA JUGA:Serem Banget! Ternyata Ini 6 Fakta Misteri Pulau Kemaro di Sumsel, Ada Bentang Tuanya?

"Temuan pecahan keramik tersebut ditemukan pada areal setelah Bungalow sampai ujung timur Pulau Kemaro," ujarnya.

Berdasarkan pertanggalan relatif dari pecahan keramik dapat diketahui bahwa Pulau Kemaro mulai digunakan sejak masa Keraton Kuto Gawang sampai masa kolonial Belanda. 

BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Berdiri! Ternyata Ini 6 Fakta Misteri Pulau Kemaro di Sumsel

Tim berjalan kaki menelusuri Pulau Kemaro sambil mengamati keadaan permukaan tanah, hingga berhasil menemukan banyak tinggalan dan fakta terbaru.

Temuan tersebut berupa pecahan keramik China dari masa Dinasti Yuan sekitar tahun 1271-1368 M, Dinasti Ming tahun 1368-1644 M dan Dinasti Qing 1644-1912 M. 

BACA JUGA:Padang 12 Ketapang Kalbar, Kota Gaib yang Hanya Bisa Dilihat Orang Berhati Suci

Tidak hanya keramik, juga ditemukan pecahan tembikar, botol-botol kaca utuh, pecahan botol, umpak tiang bangunan, pecahan bata, spesi, pecahan genting, pecahan ubin dan pecahan wastafel. 

BACA JUGA:Mengenal dan Menghadapi Efek Samping Saat Mengonsumsi Obat-obatan

Temuan paling terbaru adalah pada bagian barat laut dari pulau ini, tim survei menemukan bunker, landasan meriam dan dermaga dari masa pendudukan Jepang. 

Balar Sumsel menyimpulkan bahwa berdasarkan temuan arkeologis di atas dan sumber-sumber sejarah, untuk sementara dapat diduga Pulau Kemaro telah dihuni manusia sejak abad ke-17 sampai masa kemerdekaan. 

BACA JUGA:Kedapatan Bawa Sabu, Joni Bermalam di Hotel Prodeo

2. Temuan Tanggal Pembuatan Bungker Jepang di Pulau Kemaro

Setelah penelusuran tersebut, giliran rombongan Sahabat Cagar Budaya (SCB) Palembang yang melihat dan mempelajari kembali penemuan-penemuan tersebut, kemarin Sabtu (3/4/2021).

BACA JUGA:Rekam Jejak Peninggalan Zaman Penjajahan Belanda di Lahat: Sejarah dan Memori yang Menginspirasi Generasi Muda

Sekitar 63 orang rombongan SCB berangkat dari Dermaga Intirub menuju Pulau Kemaro bagian, tempat ditemukan dugaan bunker, keramik, dan tinggalan lainnya baru-baru ini.

Sesampai di Bungalow yang dibangun oleh pemerintah Kota Palembang, para peserta diajak berjalan sekitar 640 meter untuk sampai ke titik penemuan.

BACA JUGA:Pulau Sumatera dan Jejak Pengaruh Kerajaan-Kerajaan Kuno

Kondisi jalan masih berlumpur karena sedang adanya pembangunan tanggul, sebagian jalan juga berakar dan banyak sampah yang sudah lama.

Selebihnya, rombongan melewati perkebunan warga hingga titik penemuan bungker.

BACA JUGA:Sumatera: Pusaka Gaib dari Masa Lalu yang Masih Menghantui Hingga Sekarang

Sekitar 63 orang rombongan SCB berangkat dari Dermaga Intirub menuju Pulau Kemaro bagian, tempat ditemukan dugaan bunker, keramik, dan tinggalan lainnya baru-baru ini.

Sesampai di Bungalow yang dibangun oleh pemerintah Kota Palembang, para peserta diajak berjalan sekitar 640 meter untuk sampai ke titik penemuan.

BACA JUGA:Kisah-kisah Angker Pulau Sumatera: Pengalaman Mistis yang Menegangkan dari Para Wisatawan

Kondisi jalan masih berlumpur karena sedang adanya pembangunan tanggul, sebagian jalan juga berakar dan banyak sampah yang sudah lama.

Selebihnya, rombongan melewati perkebunan warga hingga titik penemuan bungker.

BACA JUGA:Kisah-kisah Angker Pulau Sumatera: Pengalaman Mistis yang Menegangkan dari Para Wisatawan

Ternyata sebagian kawasan perkebunan dan semak-semak sudah dibersihkan, sehingga memudahkan peserta SCB melewati jalan.

Menurut Retno, pada survei sebelumnya pada Kamis (25/3/2021), dugaan bunker tersebut baru ditemukan dengan dipenuhi tumbuhan yang menutupinya.

BACA JUGA:Sumatera: Pusaka Gaib dari Masa Lalu yang Masih Menghantui Hingga Sekarang

Namun pada perjalanan keduanya ini, bungker yang sudah dibersihkan, bagian atasnya ditemukan tulisan 16/6/2603 berdasarkan penanggalan Jepang, atau sama dengan 16/6/1943 pada penanggalan Masehi.

Awalnya, para peserta yang menemukan tanggal tersebut mengira angka tersebut adalah 16/6/1963, atau diduga dibuat pada tahun yang berkaitan dengan pembangunan Jembatan Ampera Tahun 1962-1965.

BACA JUGA:Gegerkan Indonesia! Ternyata Ini 6 Fakta Misteri Pulau Kemaro di Sumsel, No 7 Belum Diketahui

Namun Retno meralat pernyataan tersebut, dengan penemuan penanggalan tersebut justru memperkuat dan memastikan bahwa struktur bangunan tersebut benar adalah sebuah bunker Jepang.

Bentuk tumpukan beton yang belum sempurna, dua sisian batu menyangga dua beton yang diatasnya, kemudian ada sebagian batu yang nampak tidak teratur. 

BACA JUGA:Menyelamatkan Sumsel dari Ancaman Ekologis: Herman deru Bersama Mapala Gema Persada. Lh Aksi Peduli Mangrove

Di dekat sungai, terdapat dua batu yang diduga sebagai landasan meriam, karena terlihat ada lubang bekas meriam ditaruh.

Meskipun tidak seperti bungker pada umumnya, namun penemuan tersebut tetap bagian dari pertahanan Jepang pada masa itu. 

BACA JUGA:Asal Usul Kota Saranjana Legenda Sambu Ranjana di Kerajaan Pulau Halimun Kotabaru Kalimantan Selatan

“Iya meskipun tidak bungker yang rapat, seperti ada di Plaju, Rimbo Kemuning, atau RS Charitaas, tapi itu tetap bagian dari pertahanan Jepang,” ujarnya.

Bahkan Retno menduga bungker tersebut digunakan sebagai lini pengamanan Kompleks Pertamina, karena lokasinya yang tepat berhadapan dengan Pertamina Sungai Gerong dan Plaju.

BACA JUGA:Pulau Kemaro Sejarah yang Belum Terungkap Sepenuhnya, Ini 6 Fakta Penemuan Terbarunya

Di dekat sungai, terdapat dua batu yang diduga sebagai landasan meriam, karena terlihat ada lubang bekas meriam ditaruh.

Meskipun tidak seperti bungker pada umumnya, namun penemuan tersebut tetap bagian dari pertahanan Jepang pada masa itu. 

“Iya meskipun tidak bungker yang rapat, seperti ada di Plaju, Rimbo Kemuning, atau RS Charitaas, tapi itu tetap bagian dari pertahanan Jepang,” ujarnya.

BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Berdiri! Ternyata Ini 6 Fakta Misteri Pulau Kemaro di Sumsel

Bahkan Retno menduga bungker tersebut digunakan sebagai lini pengamanan Kompleks Pertamina, karena lokasinya yang tepat berhadapan dengan Pertamina Sungai Gerong dan Plaju.

3. Penemuan Pondasi Diduga Bekas Benteng

Arkeologi juga menemukan kepadatan penemuan itu pada sisi timur-utara pulau kemaro.

BACA JUGA:Terowongan Rahasia Monas: Penjelajahan Adegan Mistis di Bawah Permukaan Monumen Nasional Jakarta

Tidak seperti yang dipahami selama ini pulau kemaro hanya pagoda dan kelenteng, tapi yang padat itu ada pada area diduga merupakan benteng kesultanan. 

Bahkan setelah dibersihkan, terdapat penemuan baru yaitu pondasi yang diduga benteng, tertanam di dalam tanah berdekatan dengan lokasi penemuan bungker.

BACA JUGA:Monas di Malam Hari: Pengalaman Gaib dan Pengamatan Fenomena Aneh

“Ditemukan pondasi diduga benteng berlapis, ada dua atau tiga lapis. Semua materialnya sama dengan bungker,” ujarnya.

Hal tersebut karena setelah beberapa peserta SCB menelusuri, pondasi tersebut seperti mengelilingi lokasi bungker, yang diduga bangunan tersebut mengikuti bangunan sebelumnya.

BACA JUGA:Sumatera: Pusaka Gaib dari Masa Lalu yang Masih Menghantui Hingga Sekarang

“Adanya bangunan beton itu juga bisa jadi karena mengikuti bangunan sebelumnya yaitu benteng yang bisa jadi dari kesultanan Palembang Darussalam, namun dulu kan benteng terbuat dari kayu,” ujarnya.

4. Terdapat Pecahan Bekas Bangunan Masa G30SPKI

Selanjutnya rombongan SCB juga melihat titik dimana bekas penemuan bangunan yang dulunya digunakan oleh tahanan PKI.

BACA JUGA:Beberapa Penyebab Orang Tidur Ngorok

Letaknya tepat berada di muara sungai, menghadap ke arah Sungai Gerong dan Pertamina, dimana masih banyak ditemukan pecahan genteng dan bata yang sengaja dipecahkan.

Dalam sejarahnya, pada Tahun 1965 dimana peristiwa G30SPKI, dimana orang yang terlibat ditangkap tanpa proses pengadilan, kemudian diekskusi dan dibuang di Sungai Musi.

BACA JUGA:Mitos Anak Menangis Saat Malam Hari

“Kita temukan bangunan yang sudah dirobohkan, bukti bahwa pemerintah yang waktu itu ingin menghapus ingatan dari masyarakat, bahwa pernah ada kekerasan itu bangunan yang memenjarakan PKI dihancurkan,” ujarnya.

5. Penemuan Alat Suntik Diduga Bekas Lokasi Karantina Virus

Pulau Kemaro salah satu benteng masa kesultanan dari masa Keraton Kuto Gawang, sampai Benteng Kuto Besak, Penelusuran Balar Sumsel ternyata Pulau Kemaro tidak hanya benteng,

BACA JUGA:Penyebab Terjadinya Gigi Berlubang

sejarah Pulau Kemaro ini panjang, dari tinggalan artefak yang ditemukan, keramik dan bata, kronologi relatif dari abad 14 hingga 20.

Sebelum itu, tim survei dan rombongan SCB juga melihat ada artefak seperti alat suntik, botol obat, ampul, cairan Cairan alat suntik banyak sekali. 

BACA JUGA:MIRIS! Jalan Penghubung Dua Desa Ini Rusak dan Terlihat Mengecil

“Jika kita komparasikan dengan data sejarah, tahun 1980 memang ada wabah sanatorium atau tempat pengasingan penyakit Pes,” ujarnya.

Pulau kemaro ini memiliki sejarah yang panjang, arkeologi dari masa kesultanan hingga pasca Indonesia merdeka. 

Sampai saat ini belum ditemukan bukti arkeologi dari kerajaan Sriwijaya, tapi belum diketahui jika akan ada survei lagi secara mandiri dan menemukan tinggalan, seperti arca Budha, baru bisa mengklaim bahwa pulau kemaro sudah dimanfaatkan oleh orang sejak masa sriwijaya. 

BACA JUGA:Beberapa Alat Musik yang Legendaris di Indonesia

"Masih banyak penemuan yang perlu kita lakukan penelitian ulang, setidaknya kita sudah melihat bahwa masih ada yang tertanam, kemungkinan akan kita lakukan ekskavasi," ujarnya.

6. Terjadi Abrasi di Bagian Timur Pulau Kemaro

Saat melihat lokasi bangunan G30SPKI, terlihat sebuah pohon nampak sudah tumbang karena terjadinya abrasi bagian pinggir pulau.

BACA JUGA:Tahukah Kamu, 4 Daerah Ini Penghasil Lavender Lho

Hal ini membuat khawatir karena akan berdampak membuat kondisi tanah semakin rendah.

Penggiat Sejarah Palembang, Robby Sunata mengatakan abrasi tersebut juga harus menjadi perhatian dari pemerintah dan masyarakat, sehingga dapat mempertahankan Pulau Kemaro sebagai warisan sejarah.

BACA JUGA:Kedapatan Bawa Sabu, Joni Bermalam di Hotel Prodeo

"Semoga dapat menjadi perhatian kita bersama, dan ada solusi agar Pulau Kemaro ini tidak rusak," ujarnya.

Staff Khusus Walikota Palembang Bidang Percepatan Pembangunan, Syafri Nungcik mengatakan sebagai wisata unggulan, nantinya Pulau Kemaro akan menjadi penggerak bagi wisata lain yang ada di tepian Sungai Musi.

BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Berdiri! Ternyata Ini 6 Fakta Misteri Pulau Kemaro di Sumsel

Dalam proyek tersebut, Pemkot Palembang juga mendukung dengan adanya pelurusan fakta sejarah di Pulau Kemaro, dan banyaknya penemuan terbaru menjadi nilai lebih untuk pengembangan wisata di wilayah tersebut.

Juga dengan itu, pemerintah dapat memberdayakan masyarakat sekitar dengan bersawah dan tanaman lainnya.

Sehingga tidak hanya wilayah sekitar Bungalow yang bernilai wisata, masyarakat juga mendapatkan keuntungan.

BACA JUGA:Padang 12 Ketapang Kalbar, Kota Gaib yang Hanya Bisa Dilihat Orang Berhati Suci

"Pulau Kemaro itu tidak terbatas dengan pagoda atau kelenteng, namun ada perkampungan masyarakat yang akan kita berdayakan," ujarnya.

Bahkan, dengan adanya penemuan terbaru yaitu bungker di daerah sisi timur Pulau Kemaro, diharapkan akan menambah nilai sejarah Pulau Kemaro yang dapat dikembangkan.

BACA JUGA:Mitos Ayam Berkokok Saat Tengah Malam, Benarkah Ada Hantu Gentayangan?

"Luas Pulau Kemaro yang akan kita kembangkan sekitar 80-90 hektar. Tentu ini potensi yang baik sekali, apalagi dengan adanya penemuan terbaru di timur Pulau Kemaro," ujarnya. (Rer)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: