Viral Bonceng Tiga Tanpa Helm, Wakil Wali Kota Serang Minta Maaf dan Siap Ditilang

Viral Bonceng Tiga Tanpa Helm, Wakil Wali Kota Serang Minta Maaf dan Siap Ditilang

Viral Bonceng Tiga Tanpa Helm, Wakil Wali Kota Serang Minta Maaf dan Siap Ditilang:ist--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, menjadi sorotan publik setelah video dirinya membonceng dua anak tanpa helm menggunakan sepeda motor Honda BeAT viral di media sosial.

Kejadian tersebut berlangsung pada Senin (14/7/2025), bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026.

Dalam video yang beredar, Agis terlihat mengantar kedua anaknya ke SDN 02 Kota Serang, tanpa satupun dari mereka mengenakan helm pengaman, melanggar aturan keselamatan lalu lintas.

Tindakannya langsung menuai kritik dari masyarakat.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @nuragisaulia, Agis mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

BACA JUGA:BRI dan Liga Kompas Resmi Lepas Tim LKG BRI Indonesia ke Piala Dunia Remaja Gothia Cup 2025 di Swedia

BACA JUGA:Kalapas Empat Lawang Pimpin Pembagian Alat Mandi Bagi Warga Binaan

“Tadi memang saya agak terburu-buru karena ditunggu kegiatan pertama pukul 06.30 di SDN 5. Tapi sebelumnya, saya sudah niat ingin mengantar anak saya,” ujarnya.

Agis menegaskan bahwa tindakannya merupakan kesalahan pribadi dan menyatakan siap ditilang oleh Polres Serang serta menerima sanksi dari Pengadilan Negeri sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Ia juga berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan serupa dan menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran penting.

“Saya melakukan banyak pelanggaran. Oleh karena itu, saya minta maaf dan siap ditilang. Saya sangat menghargai kritik dan masukan dari masyarakat,” tambahnya.

BACA JUGA:B2B Marketing di Industri yang Berbeda: Apa yang Harus Disesuaikan?

BACA JUGA:Empat Lawang Siap Unjuk Gigi! Tuan Rumah PEDA KTNA Sumsel 2025 Digelar di Pulau Mas

Tindakan Agis menggunakan motor pribadi untuk menghindari kemacetan dan turut masuk ke kelas demi memastikan anak-anaknya mendapat tempat duduk, awalnya dipandang sebagai sisi humanis seorang pejabat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: