Gedung Sate Berasal dari? Simbol Sejarah dan Budaya Kota Bandung yang Tak Lekang Waktu

Gedung Sate Berasal dari? Simbol Sejarah dan Budaya Kota Bandung yang Tak Lekang Waktu

Gedung Sate Berasal dari? Simbol Sejarah dan Budaya Kota Bandung yang Tak Lekang Waktu-DISWAY NETWORK-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Gedung Sate, yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 22, Bandung, merupakan bangunan ikonik yang tidak hanya berfungsi sebagai kantor Gubernur Jawa Barat, tetapi juga menjadi simbol sejarah dan budaya kota ini. 

Gedung yang dikenal dengan arsitektur khasnya ini memiliki nilai sejarah yang mendalam, menjadi saksi bisu perkembangan Kota Bandung dari masa ke masa.

Nama "Gedung Sate" sendiri berasal dari ornamen unik di puncak bangunan yang menyerupai tusuk sate, hidangan tradisional Indonesia berupa daging yang ditusuk dan dipanggang. 

Gedung Sate terdiri dari empat lantai, sebuah basement, dan area puncak yang menambah kemegahan bangunan ini.

BACA JUGA:Sebuah Kombinasi Antara Hal Mistis Dibalik Keindahan Arsitektur Gedung Sate

BACA JUGA:Asal-usul Nama Siak, Kontribusi Sultan Mendukung NKRI, 3 Kali Nilai Kompleks Gedung Sate di Bandung

Selain menjadi kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate juga memiliki museum yang dapat dikunjungi oleh publik. 

Museum Gedung Sate yang diresmikan pada 8 Desember 2017 oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, Ahmad Heryawan, terletak di sisi timur gedung. 

Museum ini menonjolkan teknologi interaktif yang menggambarkan pentingnya Gedung Sate sebagai simbol Jawa Barat dengan nilai sejarah yang kaya.

Sejarah Gedung Sate

BACA JUGA:5 Fakta Keindahan Gedung Sate: Kecantikan Arsitektur Kolonial di Jawa Barat

BACA JUGA:1 September Diperingati Sebagai Hari Apa? Berikut 6 Peringatan Bersejarah di Hari Ini

Gedung Sate dibangun pada periode 1920 hingga 1924, dengan arsitektur yang dirancang oleh tim yang dipimpin oleh Ir. J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks, di bawah pengawasan Gemeente van Bandoeng yang diketuai oleh V.L. Sloors. 

Awalnya, gedung ini dirancang sebagai markas besar pemerintah kolonial Hindia Belanda, menggantikan kantor pusat di Meester Cornelis, Batavia, yang dipindahkan ke Bandung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: