Penemuan Tim Arkeolog Tiongkok-Kenya Ungkap Jalur Produksi Alat Batu Era Paleolitik di Lembah Rift Kenya

Penemuan Tim Arkeolog Tiongkok-Kenya Ungkap Jalur Produksi Alat Batu Era Paleolitik di Lembah Rift Kenya

Penemuan Tim Arkeolog Tiongkok-Kenya Ungkap Jalur Produksi Alat Batu Era Paleolitik di Lembah Rift Kenya-DISWAY NETWORK-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Sebuah tim gabungan arkeolog Tiongkok dan Kenya telah menemukan apa yang disebut sebagai "jalur produksi" dari Zaman Batu di Lembah Rift, Kenya. Penemuan ini menggunakan teknik canggih untuk memproduksi alat-alat yang distandarisasi, yang berpotensi memberikan wawasan baru tentang penyebaran teknik ini dan sejarah manusia purba.

Tahun lalu, peneliti dari Henan Provincial Institute of Cultural Relics and Archaeology serta National Museums of Kenya berhasil mengungkap 750 alat batu yang disertai dengan berbagai fosil hewan di Lembah Rift. Penemuan tersebut dilaporkan oleh South China Morning Post.

Teknik Levallois dalam Produksi Alat Batu

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar alat batu yang ditemukan dibuat menggunakan metode Levallois, sebuah teknik unik untuk membentuk dan mengasah alat batu yang dikembangkan sekitar 300.000 hingga 250.000 tahun yang lalu. Teknik Levallois, yang pertama kali diidentifikasi di pinggiran kota Paris, digunakan oleh hominid di Afrika, Eropa, dan Asia Barat hingga sekitar 40.000 tahun yang lalu.

BACA JUGA:Polres Empat Lawang Bergerak Cepat Menangani Kasus Pembakaran Lahan di Lampar Baru

BACA JUGA:Pemkab Empat Lawang Siap Gelar Seleksi CPNS 2024

Metode ini memungkinkan pembuat alat untuk memiliki kontrol lebih besar atas ukuran dan bentuk serpihan batu akhir, yang kemudian bisa digunakan sebagai alat pengikis atau pisau. Zhao Qingpo, pemimpin proyek dari Tiongkok dan peneliti di Henan Institute, menggambarkan metode ini sebagai penemuan penting dalam sejarah evolusi manusia dan sebagai contoh utama dari teknologi alat batu era Paleolitik Tengah.

Pengungkapan di Akhir Juli

Temuan dari situs di Danau Bogoria, Lembah Rift, Kenya ini dipublikasikan dalam seminar gabungan yang diadakan di Zhengzhou, Provinsi Henan, pada akhir Juli. Penggalian yang didanai oleh Tiongkok ini dilakukan pada bulan Oktober dan November tahun lalu, melibatkan arkeolog dari kedua negara dan mencakup dua situs seluas 87 meter persegi.

Wawasan Baru tentang Asal Usul Manusia Modern

BACA JUGA:Pesona Paraga Stone di Tasikmalaya: Keindahan Alam dan Legenda Sangkuriang

BACA JUGA:Mengenang Pahlawan Muda yang Gugur Demi Kemerdekaan Indonesia Simak Berikut Deretanya

Teknik Levallois sangat berguna dalam menciptakan alat runcing dan serpihan batu, yang Zhao gambarkan sebagai "jalur produksi industri standar" pada masanya. Dia juga menambahkan bahwa temuan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang teknologi Paleolitik Tengah, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang asal-usul dan penyebaran teknologi Levallois serta kemunculan manusia modern.

Penemuan ini merupakan salah satu dari tujuh temuan yang diakui oleh Akademi Ilmu Sosial Tiongkok tahun lalu, bersamaan dengan enam penemuan domestik lainnya. Selain itu, Kenya, yang dikenal sebagai tempat ditemukannya beberapa fosil manusia tertua dan alat batu tertua, mungkin memegang kunci untuk memahami asal-usul spesies kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: