Kisah Pahlawan Kulano Dagho dan Perdamaian yang Mereka Ciptakan | Cerita Rakyat Kepulauan Sangihe

Kisah Pahlawan Kulano Dagho dan Perdamaian yang Mereka Ciptakan | Cerita Rakyat Kepulauan Sangihe

ILUSTRASI--

TAHUNA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pulau Sangihe, yang terletak di dekat teluk Dagho, pernah menjadi saksi perjuangan tiga pahlawan bersaudara yang dikenal sebagai Kulano. 

Mereka adalah Angsuangkila, Wangkoang, dan Wahede, yang bersatu dalam tugas mempertahankan rakyat pulau Sangihe dari serangan suku Mindanow yang datang merampok dan membunuh.

Salah satu momen krusial dalam cerita adalah perampokan oleh suku Mindanow di sebuah pulau kecil yang menghalangi pandangan ke negeri Dagho dari laut, disebut Pulau Sambo

Pulau ini menjadi kunci untuk melindungi warga Dagho dari serangan. 

BACA JUGA:Pomomutula dan Pomomantdowa di Bolaang Mongondow Utara: Kisah Perjalanan dan Asal Usul Namanya

Dengan keberadaan Pulau Sambo, Mindanow mencari jalur lain untuk menyerang dan akhirnya mendarat di sebuah pulau kecil yang kemudian dikenal sebagai Mahensumangi.

Ketiga saudara Kulano mendengar tentang kondisi para perampok Mindanow yang kelaparan dan tertahan di Mahensumangi. 

Mereka pergi menghadapi musuh mereka dengan gagah berani. 

Namun, setelah merayu untuk memohon pengampunan, para perampok Mindanow tidak dihiraukan dan malah terbunuh.

BACA JUGA:Kisah Nini Kudampai, Angui, dan Gunung Batu Hapu | Cerita Rakyat Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan

Sayangnya, ambisi kekuasaan menghinggapi tiga bersaudara ini, dan mereka memutuskan untuk berduel untuk menentukan siapa yang akan memimpin Dagho. 

Pertempuran sengit terjadi, menyebabkan Wangkoang dan anak buahnya melarikan diri ke negeri Dumpaeng, Wahede pergi ke Tanjung Hego, dan Angsuangkila tetap tinggal di Dagho.

Peperangan antara mereka berlanjut, dengan aksi-aksi luar biasa. 

Wahede melemparkan batu besar dari Tanjung Hego ke negeri Dumpaeng, menciptakan Batu Pinalo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: