Legenda Datu Putih Asal Mula Desa Banyu Barau, Cerita Rakyat Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Begini K
Legenda Datu Putih Asal Mula Desa Banyu Barau, Cerita Rakyat Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Begini Kisahnya!-ist/net-
Pangerak dan tokoh masyarakat Parincahan segera berkumpul untuk merancang strategi pertahanan.
Dalam rapat tersebut, mereka merancang rencana yang sederhana namun sangat efektif.
BACA JUGA:Legenda Mandangin | Kisah Keberanian, Pertapaan, dan Kebahagiaan, Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
Mereka membuat danau buatan yang cukup luas di pinggiran desa, dengan jamban-jamban besar dari pohon kayu di sisinya.
Di tepi danau, mereka mendirikan bangunan besar dengan tiang tinggi, menggantung ayunan raksasa, dan menumpuk paku besi seolah-olah itu adalah tumpukan sayur.
Tertundanya serangan Belanda karena menunggu perintah dari Tuan Kantolor memberi kesempatan masyarakat Parincahan untuk menyiapkan pertahanan tersebut.
Sementara itu, pasukan polisi Belanda mengumpulkan informasi tentang situasi desa dan masyarakatnya.
Ketika serangan akhirnya terjadi, pasukan Belanda yang dipandu oleh salah seorang warga, yang sebenarnya merupakan anggota kelompok perlawanan, tiba di tepi danau buatan tersebut.
Mereka terkejut melihat pemandangan yang luar biasa.
BACA JUGA:Legenda Gunung Batu Bangkai di Loksado, Cerita Rakyat Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan
Di seberang danau, ada sebuah bangunan besar dengan anak bayi putih yang sangat besar sedang diayun.
Mereka juga melihat tumpukan paku, permukaan danau yang menyala, dan jamban-jamban raksasa.
Mereka bertanya kepada penunjuk jalan, dan penunjuk jalan menjelaskan bahwa Bayi yang dipukung adalah anak dari pangerak, Air danau yang menyala (banyu barau) adalah sumber air sehari-hari untuk minum, memasak, dan mandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: