Rahasia Tersembunyi di Taman Panjang Bengkulu: Tempat Pelelangan Budak di Masa Lalu

Rahasia Tersembunyi di Taman Panjang Bengkulu: Tempat Pelelangan Budak di Masa Lalu

Pantai pasir putih.--

BENGKULU, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pantai Panjang, sebuah kota yang terletak di pesisir barat Provinsi Bengkulu, Indonesia, menyimpan banyak misteri di balik keindahan alamnya.

Terkenal dengan pantai berpasir putih yang menakjubkan dan hutan belantara yang lebat, Taman Panjang menarik para pelancong untuk menikmati pesona alamnya.

paNamun, di balik panorama alam yang menakjubkan ini, tersembunyi sebuah rahasia kelam yang mungkin tak banyak diketahui orang: Taman Panjang Bengkulu adalah tempat dari masa lalu yang kelam, tempat pelelangan budak pernah terjadi.

BACA JUGA:Misteri Kota Bengkulu: Jejak Sejarah di Balik Benteng Marlborough

Di masa lalu, perdagangan budak merupakan fenomena gelap yang melibatkan banyak negara dan wilayah. Tidak hanya terjadi di benua Afrika atau Amerika, namun juga berlangsung di beberapa wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Perdagangan budak di wilayah Bengkulu, terutama di Taman Panjang, diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-17 hingga awal abad ke-19, ketika wilayah ini menjadi pusat perdagangan budak di Nusantara.

BACA JUGA:Rumah Bung Karno: Sebuah Pusaka Sejarah yang Menyimpan Legenda di Bengkulu

Sejarah perdagangan budak di Taman Panjang menjadi salah satu rahasia tersembunyi yang perlahan-lahan mulai terungkap.

Berbagai penelitian dan penemuan arkeologi telah mengungkapkan bukti-bukti tentang adanya pasar budak di daerah ini.

Puing-puing bangunan dan artefak zaman dulu menjadi saksi bisu dari aktivitas pelelangan budak yang pernah terjadi.

BACA JUGA:Sangkuriang Versi Bengkulu: Kisah Cinta dan Keabadian dalam Tradisi Lokal

Pelelangan budak di Taman Panjang, seperti halnya di tempat-tempat lain, merupakan praktik yang kejam dan tidak manusiawi.

Manusia dianggap sebagai komoditas dan diperdagangkan layaknya barang. 

Budak-budak yang diperdagangkan saat itu biasanya berasal dari berbagai suku dan etnis, yang ditangkap atau dijarah dari wilayah-wilayah tetangga. Mereka kemudian diangkut ke Taman Panjang dan dijual kepada para pedagang atau tuan tanah yang membutuhkan tenaga kerja paksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: