Jangan Sampai Terjebak! Ini Cara Membedakan Imlek dengan Hari Raya Agama Buddha

Minggu 11-02-2024,10:27 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

BACA JUGA:Siswi Ini SMP Kritik Perusahaan Cina Malah Dilaporkan Pemkot Jambi, Mahfud: Saya Akan Bantu

Agama Tao berasal dari ajaran Laozi, yang hidup sekitar abad ke-6 SM, yang menekankan pada keseimbangan alam dan keharmonisan hidup. 

Agama Khonghucu berasal dari ajaran Kongzi (Confucius), yang hidup sekitar abad ke-5 SM, yang menekankan pada moralitas, budi pekerti, dan tata krama. 

Agama Tao dan Khonghucu juga tidak memiliki kaitan langsung dengan Imlek, meskipun beberapa tradisi Imlek sejalan dengan nilai-nilai yang mereka anut.

Perspektif Budaya dan Agama

BACA JUGA:Mengapa Rembang Disebut Tiongkok Kecil? Jawabannya Akan Mengejutkan Anda!

BACA JUGA:Legenda Naga dalam Mitologi Tiongkok

Pelukis Firman Lie menyatakan bahwa Imlek adalah perayaan musim semi di China yang tidak memiliki kaitan langsung dengan agama. 

Namun, manusia sebagai makhluk beragama ingin merayakan Imlek sesuai dengan keyakinan mereka. 

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika orang-orang yang berbeda agama merayakan Imlek dengan cara yang berbeda, asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip agama mereka. 

Imlek adalah perayaan budaya yang bersifat universal, yang dapat dirayakan oleh siapa saja tanpa memandang agama, ras, atau etnis.

BACA JUGA:Suku Mosuo: Masyarakat Matrilineal di Dataran Tinggi Tiongkok

BACA JUGA:Kisah Cinta Saudagar Tiongkok Tan Bun An dengan Gadis Palembang Siti Fatimah di Pulau Kemaro, Ada Apa?

Meskipun Imlek bukan hari raya agama Buddha, beberapa tradisinya sejalan dengan ajaran Buddha, seperti menghormati leluhur dan saling bersilaturahmi. 

Menghormati leluhur adalah salah satu bentuk bakti kepada orang tua, yang merupakan salah satu dari lima sila dasar dalam agama Buddha. 

Saling bersilaturahmi adalah salah satu bentuk kasih sayang dan persaudaraan, yang merupakan salah satu dari empat brahmavihara (kualitas batin yang mulia) dalam agama Buddha. 

Kategori :