Imlek juga adalah waktu untuk membersihkan rumah dari hal-hal buruk dan membawa keberuntungan dan kemakmuran untuk tahun yang baru.
Kesalahpahaman Umum
Kesalahpahaman tentang Imlek sebagai perayaan agama Buddha banyak disebabkan oleh kurangnya informasi yang benar serta stigma bahwa warga keturunan etnis Tionghoa pastilah beragama Buddha, Tao, atau Kong Hu Chu.
BACA JUGA:Legenda Orang Basap | Asal-Usul Orang Cina di Kalimantan
Padahal, agama Buddha tidak secara langsung terkait dengan tradisi Tionghoa, dan umat Buddha diperbolehkan untuk menjalankan tradisi masing-masing.
Agama Buddha sendiri berasal dari India, dan masuk ke Tiongkok sekitar abad pertama Masehi.
Agama Buddha kemudian bercampur dengan kepercayaan dan budaya lokal, sehingga membentuk aliran-aliran Buddha yang khas di Tiongkok, seperti Buddha Mahayana dan Buddha Chan (Zen).
Meskipun agama Buddha memiliki pengaruh besar dalam sejarah dan kebudayaan Tionghoa, Imlek bukanlah hari raya agama Buddha.
BACA JUGA:Legenda Gunung Kinabalu, Kisah Janda Pangeran Cina Berubah Menjadi Batu
BACA JUGA:Misteri Kuburan Cina Mojokerto, Penampakan Cino Gundul di Lingkungan Balongrawe
Imlek tidak memiliki hubungan dengan ajaran Buddha, seperti empat kebenaran mulia, delapan jalan mulia, atau roda kehidupan.
Imlek juga tidak memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh Buddha, seperti Sang Buddha, Bodhisatva, atau Arhat.
Imlek hanya merupakan perayaan tradisi yang sudah ada sebelum agama Buddha masuk ke Tiongkok, dan tetap dipertahankan oleh orang-orang Tionghoa hingga sekarang.
Hal yang sama berlaku untuk agama Tao dan Khonghucu, yang juga bukan agama asli Tionghoa, melainkan sistem filsafat dan etika yang berkembang di Tiongkok.
BACA JUGA:Sang Pelindung Terbakar: Rahasia Meriam Sultan Melaka di Bukit Cina