Kekayaan alam Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatra Selatan seolah tak pernah habis. Selain terkenal dengan negeri seribu air terjun, Desa Sawah ternyata memiliki aliran sungai yang memiliki lima warna yakni warna bening, putih, cokelat, biru nila, dan hijau tosca. Berikut liputannya.
LAPORAN : ANITA SILVIA/EMPAT LAWANG
UNIKNYA warna-warna tersebut dapat dinikmati bersamaan dalam satu aliran sungai. Namun, warna-warna akan kelihatan hanya saat musim kemarau saja, dengan kata lain hanya yang beruntung saja yang dapat menikmati fenomena alam nan unik dan indah tersebut.
Usut punya usut ternyata aliran sungai tersebut merupakan titik terjadinya pertemuan tiga aliran sungai yakni meliputi Sungai Lintang, Sungai Kugho, dan Sungai Deghian. Warga setempat menamai aliran sungai tersebut dengan sebutan Lubok Muaro atau Sungai Tiga Muara.
Nah masing-masing sungai memiliki warna yang berbeda, dan warna yang paling mencolok dimiliki oleh Sungai Deghian yang merupakan sungai dengan aliran air sulfur belerang.
Riki Abdiansyah selaku Ketua Laskar Penjelajah Alam (LPA) Desa Sawah periode 2021-2022 mengatakan, Sungai Deghian memiliki warna putih kebiruan sedangkan Sungai Lintang memiliki warna putih kecoklatan, dan Sungai Kugho cenderung bening atau jernih.
Akan tetapi terkadang warna Air Sungai Kugho cenderung mirip dengan Sungai Lintang. Perpaduan antara tiga sungai inilah yang menyebabkan Lubok Muaro memiliki lebih dari satu warna.
Lokasinya terletak di perbatasan Kabupaten Lahat dan Empat Lawang, jarak dari Desa Sawah Kecamatan Muara Pinang, tidak jauh hanya membutuhkan 10 menit perjalanan menuju Lubok Maro.
"Tidak semua orang bisa beruntung menikmati keindahan alam Lubok Muaro karena warnanya hanya akan terlihat ketika musim kemarau atau musim panas saja, sementara kalau musim hujan hanya terlihat warna kebiruan dan coklat," kata Riki.
Di tempat sama, Rapik Udin selaku Ketua LPA Desa Sawah periode 2022-2023 menambahkan, Lubok Muaro sering dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat memancing dan menjala ikan, mengambil material seperti batu dan pasir, ada juga masyarakat yang sengaja datang untuk melihat keunikan lokasi tersebut.
"Lubok Muaro ini tidak dalam, jadi masyarakat di sini menjadikan Lubok Muaro sebagai akses untuk menyebrangi sungai saat ke kebun kopi dan sawah," tambah Rapik.
Selain itu, Nia Juniarti selaku Bendahara LPA Desa Sawah menuturkan, bersantai di pinggiran Lubuk Muaro sangat menenangkan, selain jika beruntung dapat melihat pemandangan aliran sungai tiga warna, dari sana juga dapat menikmati indahnya bukit barisan dan bahkan Gunung Dempo, Pagaralam, dapat dilihat dari pinggiran sungai tersebut.
"Buat yang penasaran datang saja ke sini di musim kemarau, warnanya ada. Tapi kalau musim hujan seperti sekarang warnanya hanya cenderung jernih atau bening," ujar Nia. (*)