Nvidia Pertimbangkan Energi Nuklir untuk Penuhi Kebutuhan Pusat Data AI

Nvidia Pertimbangkan Energi Nuklir untuk Penuhi Kebutuhan Pusat Data AI

Nvidia Pertimbangkan Energi Nuklir untuk Penuhi Kebutuhan Pusat Data AI-ist-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Dalam upaya untuk mengatasi kebutuhan energi yang terus meningkat, perusahaan teknologi raksasa seperti Nvidia mulai melirik energi nuklir sebagai solusi masa depan. 

CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini mengindikasikan bahwa energi nuklir dapat menjadi pilihan yang layak untuk mendukung kebutuhan daya pusat data perusahaan. 

Langkah ini mengikuti jejak Microsoft yang sebelumnya telah membuat kesepakatan untuk mengaktifkan kembali fasilitas nuklir Three Mile Island guna menyuplai energi ke pusat data mereka.

Dalam wawancaranya dengan Bloomberg Television, Huang menyatakan bahwa Nvidia mungkin tertarik untuk memanfaatkan energi nuklir sebagai bagian dari strategi mereka dalam mendiversifikasi sumber energi yang digunakan di pusat data mereka. 

BACA JUGA:Internet Seberat Stroberi? Penelitian Mengungkap Berat Sesungguhnya Internet yang Bikin Syok

BACA JUGA:Kartu Superhero Marvel Bocor, Akan Segera Muncul di MTG?

"Energi nuklir adalah salah satu sumber energi yang luar biasa, salah satu sumber energi yang berkelanjutan. Namun, ini bukan satu-satunya. Kita akan memerlukan energi dari berbagai sumber dan menyeimbangkan ketersediaan, biaya, serta keberlanjutan energi dalam jangka panjang," jelas Huang.

Tren penggunaan energi nuklir untuk pusat data kini semakin marak di kalangan perusahaan teknologi besar, termasuk Nvidia, Microsoft, Amazon, dan Google. 

Perusahaan-perusahaan ini berlomba-lomba memperluas pusat data mereka untuk mendukung inisiatif kecerdasan buatan (AI) sekaligus mencari opsi yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Berdasarkan laporan dari International Energy Agency (IEA), konsumsi listrik pusat data diperkirakan akan hampir dua kali lipat pada tahun 2026, dengan proyeksi mencapai antara 650 TWh hingga 1.050 TWh, dibandingkan dengan 460 TWh pada tahun 2022. 

BACA JUGA:Meta Luncurkan Fitur Tag Lokasi di Threads: Bagaimana Cara Kerjanya?

BACA JUGA:Cara Mengatasi Masalah Subtitle di Amazon Prime Video dengan Mudah

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menemukan alternatif yang lebih bersih dan hijau sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Huang juga membahas tantangan yang dihadapi dalam pembangunan apa yang disebutnya sebagai "pabrik AI", yakni pusat data yang dirancang untuk mendukung kebutuhan energi yang besar dari sistem AI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: