Fenomena Sokushinbutsu, Praktik Mumifikasi Diri oleh Rahib Buddha di Jepang
Fenomena Sokushinbutsu, Praktik Mumifikasi Diri oleh Rahib Buddha di Jepang-DISWAY NETWORK-
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di wilayah utara Jepang, khususnya di sekitar Prefektur Yamagata, fenomena Sokushinbutsu menjadi sorotan menarik dalam sejarah spiritual dan budaya.
Sokushinbutsu merujuk pada praktik mumifikasi diri yang dilakukan oleh para rahib Buddha atau imam yang secara sengaja menyebabkan kematian mereka sendiri melalui ritual khusus.
Diperkirakan ada sekitar 16 hingga 24 mumi yang telah ditemukan di daerah tersebut, dengan jejak sejarah yang berhubungan erat dengan praktik-praktik keagamaan kuno.
Selama tiga tahun pertama dari proses ini, para rahib hanya mengonsumsi makanan tertentu, yaitu kacang-kacangan dan biji-bijian.
BACA JUGA:Dueling, Tradisi Pertarungan Sampai Mati untuk Menjaga Kehormatan di Abad 15-20
BACA JUGA:Tradisi Kasim, Sejarah Unik Pengebirian di Berbagai Kebudayaan Dunia
Setelah itu, mereka beralih ke diet yang lebih ekstrem, yakni hanya makan kulit dan akar selama tiga tahun berikutnya.
Tidak berhenti di sana, mereka kemudian mulai meminum teh beracun yang terbuat dari getah pohon Urushi.
Pohon ini biasanya digunakan untuk membuat pernis pada mangkuk, namun dalam konteks ritual, teh racun tersebut menyebabkan muntah, dehidrasi, dan yang paling penting, mematikan jaringan tubuh sehingga mencegah pembusukan setelah kematian.
Proses mumifikasi tidak berhenti hanya pada pengaturan diet dan konsumsi racun.
BACA JUGA:Tradisi Potong Jari, Ekspresi Kesedihan Ekstrem di Pegunungan Tengah Papua
BACA JUGA:Gagal Kabur! Maling Motor Babak Belur Diamuk Massa
Pada tahap akhir, biarawan tersebut akan mengunci dirinya sendiri dalam sebuah kubur batu kecil yang ukurannya hanya sedikit lebih besar dari tubuhnya.
Di dalam kubur ini, mereka duduk dalam posisi meditasi tanpa bergerak.
Meskipun terkurung, biarawan masih memberikan tanda kehidupan kepada orang-orang di luar hingga akhirnya mereka tidak lagi merespons.
Ketika tidak ada lagi tanda kehidupan, kubur tersebut ditutup secara permanen, dan proses mumifikasi pun selesai.
BACA JUGA:Dugderan, Tradisi Unik Ada Sejak Jaman Kolonial Belanda di Semarang
BACA JUGA:Kondom Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan Ilmuan di Makam Tutankhamun
Fenomena Sokushinbutsu ini tidak hanya mencerminkan dedikasi spiritual yang ekstrem, tetapi juga menjadi simbol pengorbanan diri dan keinginan para rahib untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan setelah kematian.
Hingga kini, mumi-mumi tersebut masih dijaga dan dihormati oleh masyarakat Jepang, terutama sebagai warisan budaya dan agama yang unik di wilayah Yamagata. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: