Mengulik Kearifan Lokal Merti Desa di Desa Ngadiharjo, Borobudur Kabupaten Magelang

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Magelang, sebuah kota yang kaya akan budaya dan tradisi, kembali menampilkan salah satu tradisi yang telah ada sejak zaman nenek moyang, yaitu "merti desa".

Tradisi ini, juga dikenal sebagai sedekah bumi, merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan.

Merti desa menjadi simbol penghormatan dan harapan masyarakat desa terhadap kelestarian alam dan keberlangsungan hidup.

Desa Ngadiharjo, yang terletak di sebelah barat Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, adalah salah satu desa yang masih rutin mengadakan tradisi merti desa setiap tahunnya.

BACA JUGA:Darli SH dan Arifai Resmi Menjabat Sebagai Ketua dan Wakil Ketua Sementara DPRD Begini Ungkapan Darli

BACA JUGA:Pelantikan 35 Anggota DPRD Empat Lawang: Simak Berikut 22 Nama Anggota Wajah Baru

Acara ini bukan hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga bentuk ungkapan syukur masyarakat atas segala yang mereka peroleh serta doa agar kehidupan di masa mendatang menjadi lebih baik.

Menurut Wahyu Sariyanto, Kepala Desa Ngadiharjo, tradisi ini sempat terhenti selama 20 tahun namun kembali dihidupkan sejak tahun 2014.

"Merti desa ini sudah ada sejak dulu, meski sempat vakum selama sekitar 20 tahun, dan mulai diadakan lagi sekitar tahun 2014, saat saya mulai menjabat Kades," jelasnya. 

Merti Desa Ngadiharjo kali ini, yang digelar bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 RI, menjadi lebih istimewa.

Rangkaian acara dimulai pada hari Kamis dengan kegiatan selamatan dan ziarah ke makam cikal bakal desa di Kramat.

BACA JUGA:Kisah Perkawinan Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Kawunganten: Awal Mula Kerajaan Banten

BACA JUGA:Kisah Terbunuhnya Pangeran Mohammad Arifin dan Perebutan Kekuasaan di Kesultanan Demak

Kegiatan ini merupakan bagian dari rasa hormat kepada leluhur dan sebagai bentuk doa bersama untuk kesejahteraan masyarakat.

Sumber: