Sejarah Panjat Pinang: Dari Belgia hingga Indonesia
Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Panjat pinang adalah salah satu tradisi yang identik dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Namun, asal-usul permainan ini ternyata memiliki akar sejarah yang panjang, jauh sebelum menjadi bagian dari budaya perayaan kemerdekaan di Indonesia.
Berawal dari Eropa, panjat pinang pertama kali muncul di Belgia pada abad ke-16.
Sebuah catatan dari Emanuel van Meteren dalam "Nederlandtsche Historie" menyebutkan bahwa pada bulan April 1559, di kota Antwerpen, Belgia, tiang-tiang besar dilumasi dengan minyak dan hadiah-hadiah berharga ditempatkan di puncaknya untuk diperebutkan oleh peserta dari berbagai bangsa dalam sebuah festival perdamaian.
BACA JUGA:Kisah Dua Tokoh yang Berbeda dalam Sejarah Kuningan dan Cirebon Arya Kuningan dan Arya Kemuning
BACA JUGA:Raja Thailand Lantik Perdana Menteri Termuda dalam Sejarah
Permainan ini kemudian mengalami modifikasi di Prancis, sebelum akhirnya dibawa ke tanah jajahan oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, pada awal abad ke-19.
Di Indonesia, permainan ini dikenal dengan sebutan "panjat pinang," sementara dalam bahasa Belanda disebut "Mastklimmen" yang artinya adalah pendakian tiang.
Meskipun kini panjat pinang dianggap sebagai bagian dari tradisi perayaan kemerdekaan, tidak sedikit yang memandangnya sebagai simbol eksploitasi.
Hal ini muncul dari dokumentasi film dan foto-foto lama yang memperlihatkan para tuan penjajah tertawa sambil menyaksikan pribumi berusaha keras menaiki tiang berminyak untuk mendapatkan hadiah.
BACA JUGA:Sejarah Sri Maharaja Diraja, Leluhur Lareh Suku Piliang di Minangkabau
BACA JUGA:Prasasti Misterius di Coba, Jejak Sejarah Maya yang Tersembunyi
Berbeda dengan permainan tradisional lainnya seperti balap karung atau tarik tambang, panjat pinang pada masa Hindia Belanda tidak melibatkan orang Belanda atau Eropa sebagai peserta, melainkan hanya pribumi.
Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa panjat pinang hanyalah permainan hiburan semata tanpa mengandung semangat eksploitasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: