Sejarah Sri Maharaja Diraja, Leluhur Lareh Suku Piliang di Minangkabau

Sejarah Sri Maharaja Diraja, Leluhur Lareh Suku Piliang di Minangkabau

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Menurut Tambo Alam Minangkabau, pada masa pemerintahan Datuk Suri Diraja di Nagari Pariangan, muncul sebuah cerita legendaris tentang kedatangan Rusa Emas dari Lautan. Rusa tersebut berhasil dijerat oleh Datuk Suri Diraja.

Namun, kisah ini sesungguhnya adalah kiasan yang merujuk pada kedatangan seorang bangsawan bermahkota dari Wangsa Syailendra yang menyingkir ke Gunung Marapi.

Di Pariangan, bangsawan tersebut dinikahkan dengan adik Datuk Suri Diraja dan kemudian dirajakan dengan gelar Sri Maharaja Diraja.

Sri Maharaja Diraja adalah cucu dari Maharaja Sulan, penguasa Bukit Siguntang Palembang, yang juga dikenal sebagai Raja Segentar Alam.

BACA JUGA:Ngebut! Seorang Pemuda Tewas di Tempat, 4 Lainnya Luka-luka

BACA JUGA:Bocah 8 Tahun Tenggelam di Bendungan Irigasi Lubuklinggau, Jenazahnya Kini Telah Ditemukan

Setelah Kedatuan Sriwijaya terpecah akibat serangan Kerajaan Chola pada tahun 1025 M, muncul kerajaan Bukit Siguntang yang dipimpin oleh Maharaja Sulan.

Diperkirakan Maharaja Sulan memerintah sekitar tahun 1070-an Masehi dan kemudian memeluk Islam atas pengaruh dakwah Puyang Sungai Ogan, yang dikenal sebagai "Wali Putih."

Setelah itu, Maharaja Sulan dikenal dengan nama Iskandar Zulqarnain Syah Alam.

Maharaja Sulan memiliki dua orang anak, Raja Alim dan Raja Mufti. Setelah Maharaja Sulan wafat, Raja Alim menggantikannya.

BACA JUGA:Mengurai Sejarah: Jejak Majapahit-Singhasari dalam Penyatuan Nusantara

BACA JUGA:HARU, Fauzan Khoiri Denin Bersama Forkopimda Serahkan Santunan kepada Veteran

Namun, setelah kematian Raja Alim, puteranya, Raja Alim II, diangkat menjadi penguasa tanpa melalui musyawarah yang disepakati, yang memicu protes dari pamannya, Raja Mufti.

Untuk menghindari perang saudara, Raja Alim II beserta pendukungnya hijrah ke pedalaman, dan keturunannya ini yang kemudian dikenal sebagai bangsawan dari Wangsa Syailendra yang menurunkan para penguasa di negeri Minang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: