Peralihan Kultur: Dari Kejayaan Maritim Jawa hingga Kehancuran dalam Era Agraris

Peralihan Kultur: Dari Kejayaan Maritim Jawa hingga Kehancuran dalam Era Agraris

Istimewa/internet--

Perpindahan ini melambangkan pergeseran fokus dari peradaban maritim ke agraris, yang secara perlahan menggerus kekuatan Jawa.

Ketergantungan pada logistik darat dan pertanian menyebabkan melemahnya kemampuan militer Mataram.

Ketika Mataram menyerang Batavia yang dijaga oleh hanya sekitar 800 orang Belanda dan 2.000 pasukan lokal, mereka membawa 11.000 pasukan.

BACA JUGA:Keindahan Alam Tajikistan! Gunung Fann Surga Tersembunyi di Asia Tengah

BACA JUGA:Tempatnya Para Hobbit Berpetualang! Menyusuri Keindahan Pedalaman Desa Hobbiton

Namun, rantai logistik yang panjang dan rentan menyebabkan kekacauan, yang akhirnya membuat serangan tersebut gagal.

Kegagalan ini menjadi bukti bahwa peradaban agraris tidak mampu mengimbangi strategi maritim yang efisien.

Kegagalan serangan Mataram ke Batavia tidak hanya disebabkan oleh kekurangan logistik, tetapi juga menunjukkan ketidakefektifan peradaban agraris dalam mengelola ekspedisi militer yang besar.

Kekalahan ini juga mencerminkan bagaimana Jawa, yang dulu berjaya dengan kekuatan maritimnya, kini harus menghadapi kenyataan pahit akibat peralihan ke kultur agraris.

BACA JUGA:Bromodedali: Makhluk Mitologi Jawa yang Terlahir dari Kawah Gunung Semeru

BACA JUGA:Fosil Dinosaurus dari Kagawa Dikonfirmasi Sebagai Hadrosaurus

Peralihan dari kultur maritim ke agraris menandai awal kemunduran kekuatan Jawa.

Kejayaan yang pernah diraih melalui kekuatan laut, kini tak mampu dipertahankan oleh peradaban agraris yang mengesampingkan potensi maritim.

Perubahan ini membawa dampak yang signifikan, tidak hanya dalam bidang militer, tetapi juga dalam kekuatan ekonomi dan dominasi wilayah Jawa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: