Matinya Sang Playboy Zaman KerajaanPajang

Matinya Sang Playboy Zaman KerajaanPajang

Istimewa/internet--

Ia amat cantik. Jika kamu berhasil memikatnya, kamu akan sangat terkenal di Pajang.

Bahkan, jika beruntung kamu bisa menjadi menantu raja. Tetapi jika gagal, kamu bisa menjadi tumbal kerajaan Pajang.

Meski demikian, hal itu masih lebih baik daripada saban hari kamu menggoda anak istri orang.

Sungguh memalukan dan tidak terpuji!” kata Tumenggung Mayang membombong anaknya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Apresiasi Seleksi Anggota Komisi Informasi Sumsel Periode 2024-2028

BACA JUGA:Penjabat Gubernur Sumsel Bangkitkan Semangat Mahasiswa Baru UNSRI

“Aku tidak bisa, Rama. Bagaimana mungkin aku bisa merayunya? Putri Kedaton itu kan berada dalam istana?” jawab Raden Pabelan.

“Itu gampang caranya. Biasanya anak putri menyukai bunga.

Aku punya bunga cempaka sakti yang wangi sekali.

Jika seorang gadis sudah melihat bunga itu dan mencium harumnya, ia akan tergila-gila kepadamu.

Siang malam selalu teringat kamu, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, dan di rongga angannya yang ada hanya bayangan wajahmu saja,” jawab Tumenggung Mayang.

BACA JUGA:Festival Serem Tapi Seru di Meksiko, Yuk Intip Dia de los Muertos!

BACA JUGA:Hari Ninoy Aquino, Perayaan Hari Pahlawan Nasional Demokrasi Filipina yang Bikin Kita Salut Abis

“Tetapi bunga cempaka itu harus diberikan kepada Putri Kedaton kan, Rama?”

“Lha iya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: