Sejarah Runtuhnya Tembok Berlin, Tanda Bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur
Warga Jerman Timur berusaha meruntuhkan tembok batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur di Kota Berlin.--
Runtuhnya Tembok Berlin
Tekanan rakyat yang semakin besar membuat pemerintah Jerman Timur goyah.
Pada 9 November 1989, pemerintah Jerman Timur mengumumkan bahwa warga bebas melintasi perbatasan.
Pengumuman ini disalahpahami oleh banyak orang sebagai izin untuk segera melintasi Tembok Berlin.
Malam itu, ribuan warga Berlin Timur berbondong-bondong menuju pos-pos perbatasan.
BACA JUGA:Mengulik Misteri Susunan Batu Melingkar di Pegunungan Mesir, Lebih Tua dari Piramida Mesir
Para penjaga perbatasan, yang bingung dan tidak menerima instruksi yang jelas, akhirnya membuka gerbang.
Warga Berlin dari kedua sisi berkumpul, bersorak, dan merayakan momen bersejarah ini.
Runtuhnya Tembok Berlin menandai berakhirnya Perang Dingin dan membuka jalan bagi reunifikasi Jerman.
Pada 3 Oktober 1990, kurang dari setahun setelah runtuhnya tembok, Jerman secara resmi bersatu kembali.
BACA JUGA:Menakjubkan Penemuan Vila Kaisar Romawi Kuno: Jejak Sejarah Terkubur Dalam Abu Vulkanik
Proses Reunifikasi
Proses reunifikasi Jerman tidak terjadi secara instan dan memerlukan berbagai tahapan politik, ekonomi, dan sosial.
Kanselir Jerman Barat, Helmut Kohl, memainkan peran penting dalam memfasilitasi proses ini.
Dengan dukungan dari negara-negara Barat dan Uni Soviet, Kohl menyusun rencana 10 poin untuk reunifikasi yang mencakup langkah-langkah ekonomi, politik, dan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: