Pesugihan Bersekutu dengan Iblis! 4 Lokasi Pesugihan yang Paling Terkenal di Indonesia

Pesugihan Bersekutu dengan Iblis! 4 Lokasi Pesugihan yang Paling Terkenal di Indonesia

Lokasi Pesugihan yang Paling Terkenal di Indonesia-DISWAY NETWORK-

JAKARTA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pesugihan adalah praktik meminta kekayaan kepada makhluk gaib dengan imbalan tertentu, seperti nyawa, darah, atau hal-hal lain yang berbau mistis

Praktik ini sangat dilarang oleh agama dan akal sehat, karena bisa membawa bencana bagi pelakunya dan orang-orang di sekitarnya. 

Namun, masih ada saja orang-orang yang nekat melakukan pesugihan demi mendapatkan harta benda dalam waktu singkat.

Di Indonesia, terdapat beberapa lokasi yang diyakini sebagai tempat pesugihan paling angker dan mengerikan. 

BACA JUGA:Misteri Pujuk Song, Sejarah Goa Tempat Pertapaan di Jawa Timur, Penemuan Orang Bertapa Membatu Hidup Lagi

Beberapa di antaranya bahkan sudah menjadi viral karena kisah-kisah horor yang beredar di masyarakat. 

Berikut adalah empat lokasi pesugihan paling angker di Indonesia yang perlu Anda ketahui:

1. Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah 

Gunung Kemukus, sebuah bukit karst yang menjulang megah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam yang indah. Di lerengnya terdapat sebuah makam yang melibatkan kisah mistis dan ritual pesugihan yang unik.

BACA JUGA:Eksplorasi Mistis Desa Oka-Oka: Temukan Pintu Gerbang Kota Gaib Saranjana

Makam ini konon milik Pangeran Samudro, putra Raja Majapahit yang memilih pelarian bersama selirnya, Nyai Ontrowulan, setelah tidak mendapat restu dari ayahnya. Legenda ini menciptakan daya tarik spiritual bagi banyak orang, yang kemudian menjadikan Gunung Kemukus sebagai tempat untuk melaksanakan ritual pesugihan.

Ritual pesugihan di Gunung Kemukus tidak hanya melibatkan doa-doa, tetapi juga mencakup tindakan yang kontroversial. Banyak orang yang percaya bahwa dengan berhubungan seks dengan orang yang bukan pasangan resmi mereka di makam ini, mereka akan mendapatkan kekayaan dan kesuksesan dalam hidup.

Namun, ritual ini tidak semudah yang terlihat. Para peserta harus mematuhi beberapa syarat ketat, seperti datang setiap 35 hari sekali, tepatnya pada Jumat Kliwon malam Sabtu Pon. Selain itu, mereka diharuskan membayar uang sewa kamar, membawa sesaji sebagai tanda penghormatan, dan yang paling menarik, tidak boleh berhubungan seks dengan pasangan resmi mereka.

Melanggar syarat-syarat ini diyakini dapat membawa malapetaka bagi para pelaku. Dikisahkan bahwa konsekuensinya bisa berupa kecelakaan, penyakit, kebangkrutan, atau bahkan kematian. Meskipun begitu, kepercayaan dan minat terhadap ritual ini tetap tinggi, dengan banyak orang yang bersedia mengambil risiko demi harapan mendapatkan keberuntungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: