Fakta Unik Stasiun Klakah, Stasiun Tertua dan Terbesar di Lumajang

Fakta Unik Stasiun Klakah, Stasiun Tertua dan Terbesar di Lumajang

Stasiun Klakah adalah salah satu tempat yang bisa menjadi pilihan bagi warga Lumajang yang ingin menikmati moda transportasi kereta api. --

BACA JUGA:Viral di TikTok, Vidio Pria Antar Jenazah Istri, Menggunakan Motor, Diduga tidak Ada Tetangga Mau membantu Mem

Stasiun Klakah melayani rute kereta api jarak jauh, seperti KA Pandalungan yang menghubungkan Jakarta dengan Banyuwangi. KA Pandalungan mulai berhenti di stasiun Klakah sejak tahun 2021, sehingga memudahkan warga Lumajang yang ingin bepergian ke ibu kota dan kota besar lainnya.

Jumlah Jalur di Stasiun Klakah

Stasiun Klakah saat ini hanya memiliki dua jalur operasional, yaitu jalur 1 sebagai sepur lurus dan jalur 2 sebagai sepur belok. 

Jalur 2 digunakan untuk persilangan dan persusulan antara kereta api.

BACA JUGA:Manfaat Air Rebusan Daun Binahong bagi Kesehatan

Stasiun Klakah dulunya memiliki beberapa jalur ke arah selatan yang berakhir di stasiun Pasirian. Jalur ini dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari daerah Lumajang ke pelabuhan Probolinggo. 

Namun, jalur ini ditutup sejak tahun 1980 karena rendahnya minat penumpang dan kerugian operasional.

Pemeliharaan Bangunan Stasiun Klakah

Bangunan stasiun Klakah masih mempertahankan desain arsitektur khas Hindia Belanda, dengan ciri khas atap limas, dinding bata merah, dan jendela kaca. 

BACA JUGA:Buat Sofa Lebih Estetik, Rekomendasi Throw Blanket Ini Sayang Dilewatkan

Bangunan ini termasuk salah satu bangunan bersejarah di Lumajang yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Bangunan stasiun Klakah sempat direnovasi pada tahun 2013, dengan mengganti atap seng, perbaikan lantai, dinding, pintu, dan plafon. 

Renovasi ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang, serta melestarikan nilai sejarah bangunan.

Kebijakan PT KAI untuk Stasiun Klakah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: