Kisah Tragis Teuku Markam: Penyumbang Emas di Tugu Monas yang Terjerat Dalam Perubahan Zaman

Kisah Tragis Teuku Markam: Penyumbang Emas di Tugu Monas yang Terjerat Dalam Perubahan Zaman

Kisah Tragis Teuku Markam: Penyumbang Emas di Tugu Monas yang Terjerat Dalam Perubahan Zaman.--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dalam setiap era, terdapat kisah-kisah tragis yang merefleksikan perubahan zaman dan kompleksitas kehidupan manusia.

Salah satu kisah yang menarik perhatian adalah tragedi yang menimpa Teuku Markam, seorang penyumbang emas di Tugu Monas.

Kisah hidupnya menjadi gambaran yang menggugah tentang bagaimana seseorang dapat terjerat dalam arus perubahan zaman yang kadang tak terduga.

Mari kita telusuri perjalanan hidup Teuku Markam, yang tak hanya menyiratkan kebesaran dalam sumbangan, tetapi juga mengungkapkan sisi tragis di balik gemerlap emas dan dinamika perubahan sosial.

BACA JUGA:Revelasi Terbaru: Isi Surat Bung Karno kepada Ratna Sari Dewi Mengenai G30S/PKI

Monumen Nasional atau Tugu Monas, menjadi salah satu ikon megah Indonesia yang mencerminkan semangat perjuangan rakyat.

Dibalik keagungannya, tersimpan kisah tragis tentang Teuku Markam, seorang penyumbang emas seberat 28 kg untuk pembangunan Tugu Monas.

Teuku Markam, seorang pengusaha kaya dari Aceh, terkenal dekat dengan Soekarno, Presiden Indonesia saat itu.

BACA JUGA:Mahasiswa ITB Diduga Joki CPNS Kejaksaan, Terkait dengan Pejabat Pemprov Lampung

Meskipun klaim sumbangannya masih menjadi perdebatan, namun kisahnya sebagai pengusaha tajir di era Soekarno tidak terbantahkan.

Namun, ironisnya, saat masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto, Teuku Markam malah mengalami penderitaan.

Dituduh sebagai Sukarnois dan antek PKI, ia dijebloskan ke dalam penjara dan seluruh kekayaannya, termasuk perusahaannya PT. Karkam, disita oleh Negara.

BACA JUGA:Kajati Lampung Menegaskan Pelaku Joki Tes CPNS Bukan Pegawai Kejaksaan

Pada tahun 1972, kesehatan Teuku Markam menurun, dan ia akhirnya meninggal pada tahun 1985. Nasib tragis ini menjadi satu babak kelam dalam sejarahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: