Kisah Tragis Siti Nurbaya: Antara Pejuang dan Pengkhianat
Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Siti Nurbaya merupakan salah satu tokoh fiksi terkenal dalam sastra Indonesia, yang dikisahkan sebagai wanita yang harus menjalani kehidupan penuh konflik antara cinta dan kewajiban.
Dalam novel karya Marah Rusli berjudul "Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai" yang terbit pada tahun 1922, cerita ini menggambarkan bagaimana keputusan hidup seorang wanita dapat mengubah takdir banyak orang.
Siti Nurbaya dijodohkan dengan seorang pejuang Minang bernama Datuk Maringgih.
Datuk Maringgih digambarkan sebagai seorang yang menentang kesewenang-wenangan Belanda di tanah Minang pada akhir abad ke-19.
BACA JUGA:Sejarah Raden Pabelan: Kisah Cinta yang Berujung Tragedi
BACA JUGA:Makam Pangeran Diponegoro: Objek Wisata Sejarah di Kota Makassar
Namun, meskipun berjodoh dengan seorang pejuang, hati Siti Nurbaya lebih memilih Samsul Bahri, seorang Minang yang tercatat sebagai Kapten Tentara Belanda.
Samsul Bahri sebenarnya adalah seorang pengkhianat karena di tangannya banyak pejuang Minang yang kehilangan nyawa.
Sebelum menjadi pejuang, Datuk Maringgih dikenal sebagai pria tua yang tamak.
Sementara itu, Samsul Bahri yang terpelajar dan berbudi baik berubah menjadi pengkhianat karena terpengaruh oleh kecantikan Siti Nurbaya.
BACA JUGA:Cinta yang Kebablasan Serta Meletusnya Perang Pajang vs Mataram
BACA JUGA:Sejarah Terasi di Cirebon: Dari Ki Danusela hingga Kemerdekaan Cirebon
Sebelum Samsul Bahri berangkat ke Batavia (sekarang Jakarta) untuk menuntut ilmu, ia menyatakan cintanya kepada Siti Nurbaya.
Namun, Siti Nurbaya tidak memberikan jawaban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: