Sultan Mehmed II, Penakluk Konstantinopel dan Pemimpin Besar Kekaisaran Ottoman
Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih. Foto: Internet.--
Puncak karier Sultan Muhammad Al-Fatih adalah penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453.
Ini adalah kemenangan yang sangat bersejarah dan penting dalam sejarah dunia.
BACA JUGA:Salahuddin Al Ayyubi: Pemimpin Agung yang Mengukir Sejarah Islam
Konstantinopel, yang saat itu dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur, telah menjadi target selama berabad-abad.
Sultan Mehmed II memimpin serangan besar-besaran terhadap kota ini dan, setelah beberapa bulan pengepungan, berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453.
Penaklukan ini memiliki dampak besar dalam sejarah, karena menandai akhir dari Kekaisaran Romawi Timur dan awal Kekaisaran Ottoman yang meluas.
Mehmed II mendapatkan gelar "Al-Fatih" yang berarti "Penakluk" sebagai penghargaan atas keberhasilannya ini.
BACA JUGA:Marie Curie, Wanita Pertama Pemenang Nobel, Penemu Radium dan Meninggal Karena Penemuanya Sendiri
Konstantinopel kemudian diberi nama Istanbul, yang menjadi ibu kota Kekaisaran Ottoman.
Pemimpin Besar
Selain sebagai penakluk yang ulung, Sultan Muhammad Al-Fatih juga dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana.
Ia menerapkan kebijakan-kebijakan modern dalam pemerintahannya, termasuk reformasi administrasi, perbaikan infrastruktur, dan promosi perdagangan.
Ia juga mendorong perkembangan seni, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, membuat Istanbul menjadi pusat kehidupan intelektual dan budaya yang makmur.
BACA JUGA:Kontroversi Terkait Tawaran 12 Triliun Plus Separuh Saham Riset Gunung Padang
Selama masa pemerintahannya, Mehmed II mendirikan sekolah-sekolah dan mendukung para sarjana, seniman, dan ilmuwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: