Sejarah Dunia Medis, Kisah Pemburu Lintah yang Sanggup Mengorbankan Kakinya
Pengumpul lintah.--
"Namun, sebagian besar dari mereka, seringkali karena keterjangkauan, menggunakan tubuh mereka sendiri sebagai umpan," lanjutnya.
BACA JUGA:Tersingkapnya Rahasia Makam Kuno di Situs Gunung Padang 5 Kuburan Berisi Tulisan Arab Terungkap
Bagi kebanyakan orang, ide memiliki ratusan lintah menghisap darah di kaki mereka mungkin adalah mimpi buruk.
Namun, bagi para pengumpul lintah, itu adalah bagian biasa dari pekerjaan mereka.
Selain keberanian, kesabaran juga menjadi kunci dalam menjalani pekerjaan ini. Para pengumpul tidak bisa langsung mencabut lintah begitu saja setelah lintah menempel.
"Lintah memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 20 menit, untuk mengisi diri dengan darah sebelum dapat dengan mudah dihapus," jelas Joanna.
BACA JUGA:Buah Kabau alias Jolang-jaling, Tumbuhan Ajaib dari Hutan Tropis yang Menyimpan 8 Manfaat Kesehatan
Tentu saja, profesi ini memiliki risiko yang signifikan, termasuk risiko infeksi dan kehilangan darah.
Penurunan dalam Pengumpulan Lintah
Menurut Joanna, pada pertengahan abad ke-19, pengumpulan lintah telah berkembang menjadi industri yang matang.
"Angka-angka yang mengejutkan, seperti 30 juta lintah yang diekspor dari Jerman ke Amerika setiap tahunnya dan 42 juta lintah yang diimpor oleh Prancis pada tahun 1833, menunjukkan skala industri ini," kata Joanna.
Namun, pada tahun 1850-an, akibat dari pengumpulan lintah yang berlebihan dan meningkatnya keraguan mengenai manfaat medis lintah mengakibatkan penurunan dalam pengumpulan lintah liar.
BACA JUGA:Kisah Haru Wulandari Bertemu Langsung dengan Ustadz Abdul Somad Sang Idola
Lintah yang dahulu sangat melimpah menjadi langka di banyak bagian Eropa, dan biaya yang semakin meningkat membuat mereka kurang menarik dalam pengobatan tradisional.
Saat ini, praktik pengambilan darah menggunakan lintah mengalami kebangkitan dalam perawatan medis modern tertentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: