Alasan Soekarno Enggan Membubarkan PKI, Padahal Sudah Melakukan Kudeta dan Membunuh Para Jenderal

Alasan Soekarno Enggan Membubarkan PKI, Padahal Sudah Melakukan Kudeta dan Membunuh Para Jenderal

Ilustrasi.--

Puncak jatuhnya pemerintahan Presiden Soekarno terjadi setelah keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret atau dikenal dengan Supersemar.

Soeharto lalu mengambil alih kekuasaan, tidak hanya itu Soeharto juga membubarkan PKI dan menangkap 15 menteri Soekarno yang dituduh terlibat G30S/PKI.

BACA JUGA:Harta Karun Purbakala di Situs Gunung Padang, Cianjur: Misteri dan Temuan Berharga

Soekarno bukannya tak melawan, Soekarno sempat berpidato namun pidato Soekarno yang dulunya selalu diielu-elukan seolah tidak ada artinya karena situasi politik sudah berubah.

Walaupun demikian hingga detik-detik terakhir masa pemerintahannya, Soekarno tetap bersikeras tidak mau membubarkan PKI.

Alasan mengapa Presiden Soekarno tidak mau membubarkan Partai Komunis Indonesia akhirnya terungkap.

Alasan utamanya adalah konsep politik Nasakom yang Soekarno gaungkan pada dunia.

BACA JUGA:Legenda Pangeran Samber Nyawa dan Perjuangan di Gunung Gambar

Soekarno tidak mau membubarkan PKI karena sejak awal Soekarno melihat bahwa komunis adalah sebuah kekuatan yang diperlukan untuk menggerakkan dan memelihara revolusi Indonesia.

Pandangan yang demikian ternyata sudah lama dianut oleh Soekarno.

Di dalam buku di bawah Bendera Revolusi jilid pertama ditemukan artikel yang ditulis Soekarno pada tahun 1926.

Pada artikel yang bertajuk Nasionalisme Islamisme dan Marxisme, Soekarno mengatakan keinsafan akan tragik inilah pula yang sekarang menjadi nyawa pergerakan rakyat di Indonesia kita yang walaupun dalam maksudnya sama ada mempunyai tiga sifat yaitu Nasionalistis, Islamistis dan Marxistis-lah adanya.

BACA JUGA:Griffin dan Garuda: Makhluk Bertubuh Burung dengan Kekuatan Hebat

Pandangan Soekarno yang dikemukakannya pada tahun 1926 ini kemudian diwujudkannya sesudah Indonesia merdeka dalam bentuk Nasakom yaitu Nasionalis, Agama dan Komunis.

Soekarno melihat ketiga aliran ini dapat dan seharusnya dipersatukan menjadi sebuah kekuatan untuk terus memutar roda revolusi Indonesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: