Mengajar Sebagai Aktivitas Mulia, Pesan Penting dari Mimpi Kiai Mashum Lasem Bersalaman dengan Nabi Muhammad

BACA JUGA:Puisi Kuno dan Petunjuk Terhilang, Kasus Taman Shud yang Tetap Misterius

Sejak kecil, ia diserahkan oleh orang tuanya kepada Kiai Nawawi di Jepara untuk memulai perjalanan ilmu agamanya. 

Kehilangan ibunya sejak kecil menjadi salah satu alasan mengapa ia memulai perjalanan spiritualnya di usia yang sangat muda.

Di bawah bimbingan Kiai Nawawi, ia memperoleh dasar ilmu alat (nahwu) dari kitab Jurumiyyah dan Imrithy.

Selain Kiai Nawawi, Kiai Mashum Lasem belajar dari berbagai guru terkemuka, termasuk Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari dan Syekh Kholil Bangkalan Madura.

BACA JUGA:Mengungkap Misteri 4 Ajian Ilmu Kesaktian dalam Dunia Persilatan Jawa

Perjalanan belajarnya yang panjang inilah yang membentuknya menjadi seorang ulama yang karismatik dan penuh berkah.

Mimpi Bersalaman dengan Nabi Muhammad SAW: Pesan Kebijaksanaan yang Tak Terlupakan

Salah satu momen yang paling berkesan dalam kehidupan Kiai Mashum Lasem adalah saat ia bermimpi bertemu dan bersalaman dengan Nabi Muhammad SAW.

Kejadian ini bukan hanya satu kali, melainkan beberapa kali dalam berbagai tempat yang berbeda.

BACA JUGA:Laptop Baru 1 Jutaan, Rasa 5 Jutaan, Ini Dia Produk dan Spesifikasinya, Laptop BPJS

Pesan penting yang diterima oleh Kiai Mashum Lasem dalam mimpi-mimpinya dengan Nabi Muhammad SAW adalah: "Mengajarlah, segala kebutuhanmu Insya Allah akan dipenuhi semuanya oleh Allah."

Ungkapan ini, "tidak ada kebaikan (yang lebih utama) daripada menyebarkan ilmu," menjadi inti ajaran yang diterima oleh Kiai Mashum Lasem dari sang Nabi dalam mimpi-mimpinya.

Pesan ini menggambarkan betapa mulianya aktivitas mengajar dan menyebarkan ilmu pengetahuan.

Kiai Mashum Lasem menjadi saksi hidup betapa pentingnya peran seorang pendidik dalam menerangi jalan hidup orang lain dan memperoleh berkah dari Allah SWT.

Sumber: