HISTORIA: Pengkritik Pemerintahan Soeharto Itu Meninggal Saat Ibadah Haji di Mekkah

HISTORIA: Pengkritik Pemerintahan Soeharto Itu Meninggal Saat Ibadah Haji di Mekkah

Bung Tomo.-ISTIMEWA-

BACA JUGA:Mengungkap Keajaiban di Tanah Gayo: Legenda Mistis Raden Fatah dan Batu Gajah

Majalah ini memuat wawancara dengan Bung Tomo dengan judul Bung Tomo Menggugat Pengorbanan Pahlawan Kemerdekaan dan Semangat 10 November 1945 Telah Dikhianati.

Namun di ujung kritik kerasnya yang mengkritik pembangunan TMII ini membuat Bung Tomo harus mendekam di dalam tahanan selama satu tahun dengan berbagai introgasi dan ancaman.

Di sisi lain, istri Bung Tomo, Sulistina tidak terima suaminya diperlakukan secara tidak adil oleh rezim Soeharto.

Perempuan yang pada saat perang kemerdekaan itu ikut aktif dalam Palang Merah Indonesia atau PMI ini marah dan mengirim surat protes kepada Soeharto.

BACA JUGA:Kejadian di Malaysia, Mistis di Balik Kasus Kehamilan Kosong Terkait Orang Bunian, Mitos atau Fakta?

Dalam surat yang ditulis tanggal 6 Juli 1978 itu Sulistina menulis, orang yang sudah mempertaruhkan jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan negaranya tidak mungkin mengkhianati bangsanya sendiri.

Bung Tomo memang telah mempertaruhkan jiwa raganya untuk Indonesia jasanya sangatlah besar, pidato Bung Tomo dengan pekikan khas Allahuakbar yang disiarkan dalam radio pemberontak bentukan Bung Tomo ini menjadi energi yang menggerakkan arek-arek Suroboyo melawan pasukan sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Pertempuran Surabaya yang kemudian diperingati sebagai hari Pahlawan setiap 10 November ini tidak bisa dilepaskan dari peran besar Bung Tomo.

Karena berbagai protes dari istrinya akhirnya Bung Tomo dibebaskan dari penjara dan tuduhan yang ditujukan kepada Bung Tomo dengan memenjarakannya selama setahun dengan berbagai ancaman ini ternyata tidak terbukti.

BACA JUGA:Tempat Les Terjangkau di Talang Banyu: Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Anda

Keluar dari penjara sebagaimana yang termaktub dalam buku romantisme Bung Tomo kumpulan surat dan dokumen pribadi pejuang revolusi kemerdekaan, Bung Tomo sempat bilang kepada istrinya bahwa pemenjaraan dirinya ini, Bung Tomo menganggap sebagai resiko perjuangan. 

Resiko seorang angkatan 45 yang ingin membela nama baik angkatan 45-nya dan ingin membela nama baik TNI yang ia pernah ikut mendirikannya.

Bung Tomo pun tidak mendendam untuk semua itu dan untuk tanah air tiada pengorbanan yang terlalu besar itulah pendirian saya. Demikian kata Bung Tomo.

Setahun setelah keluarnya dari Penjara Bung Tomo lebih mencurahkan perhatiannya untuk merawat dan mendidik keempat anaknya dan pada tanggal 7 Oktober 1981, Sutomo atau Bung Tomo menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang saat tengah menunaikan ibadah haji di padang Arafah Arab Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: