Bahasa Besemah Beraksara Ulu
Pemandangan perkebunan teh di kaki Gunung Dempo. Foto : IST/NET--
PAGARALAM, RAKYATEMPATLAWANGDISWAY.ID - Bahasa Besemah sudah menjadi penamaan resmi. Tapi aksara atau tulisannya masih disebut dengan aksara ulu.
"Mengapa tidak disebut aksara Besemah saja? Aksara ulu dan aksara Besemah itu sebenarnya sama saja,” kata Ketua Yayasan Pesake Cabang Pagar Alam, RA Dewi Saputri, Minggu (15/1/2023).
BACA JUGA:Tuntaskan Buta Aksara Al Quran
Memang diakuinya, aksara ulu lebih populer ketimbang aksara Besemah.
Apalagi dalam Kitab Simbur Cahye yang ditulis Ratu Sinuhun Palembang, aksara yang digunakan disebut dengan aksara atau surat ulu.
Toh, Wiwik menyatakan, perbedaan nama tersebut tidak perlu diperdebat panjangkan. Yang penting katanya, aksara Besemah maupun aksara ulu mesti dipahami dan dipelajari.
Adapun Mady Lani, seorang pemerhati Budaya Besemah, menjelaskan, dinamakan aksara ulu karena aksara ini berasal dari daerah uluan (hulu).
Namun pada prinsipnya katanya, aksara ulu itu sejatinya adalah aksara Besemah.
BACA JUGA:3 Budaya di Empat Lawang yang Wajib Dilestarikan, Nomor 3 Jarang Dilakukan
Sementara itu Ketua Yayasan Pesake Palembang Ahmad Bastari Suan selain aksara ulu, aksara Besemah juga memiliki nama lain yakni surat ghincung.
Ini karena katanya, aksara Besemah ditulis dengan gaya yang merencong.
Dr Sutiono Mahdi dan RA Dewi Saputri dalam buku Aksara Bese Besemah menjelaskan, dinamakan aksara Besemah kerab disebut surat ghincung karena mungkin setiap huruf ada garis yang merencong alias miring ke kanan.
Sutiono dan Dewi juga menjelaskan, dalam bukunya itu juga dihindari penggunaan istilah ulu.
Ini ditujukan supaya tidak dianggap orang remeh atau ‘kampungan’.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: