Namun, stok vaksin terus berkurang karena satu kali penyuntikan GHPR harus dilakukan dalam tiga tahap.
BACA JUGA:Hewan yang Memiliki DNA Mirip dengan Manusia, Termasuk Babi, Anjing dan Kucing!
"Untuk vaksin stok terus berkurang, kita akan ajukan lagi," ungkap Benni.
Atas kejadian ini, Benni mengimbau agar masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan seperti anjing dan kucing agar lebih memberikan perhatian lagi.
Rata-rata kasus GHPR terjadi karena gigitan hewan peliharaan.
"Untuk yang punya hewan peliharaan dijaga, jangan dilepasliarkan," imbaunya.
BACA JUGA:Inilah Bahutai, Anjing Gaib yang Bisa Menyerang Musuh dengan Cepat dan Tanpa Ampun!
BACA JUGA:Kisah Rumah Kentang Bandung, Mitos Hantu Anak Belanda Hingga Anjing Siluman Mondar-mandir di Sana
Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 75 orang terkena GHPR. Kasus ini banyak diakibatkan oleh hewan peliharaan sendiri seperti anjing dan kucing.
Hampir 50 persen kejadian GHPR di tahun 2023 terjadi di Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Kaur Tengah, yang mendapat julukan "Rabies Center" karena setiap tahunnya selalu ada kasus GHPR.
Banyaknya warga yang hobi berburu dan memelihara anjing menjadi faktor utama tingginya kasus GHPR di dua kecamatan tersebut.
Meskipun kasus GHPR cukup tinggi, tidak ada yang sampai menyebabkan kematian, berkat penanganan cepat di setiap Puskesmas yang mencegah penyebaran virus rabies ke tubuh orang yang tergigit.
BACA JUGA:Mitos yang Terkait Dengan Anjing Melolong
BACA JUGA:Gergara Ucapan Anjing Melolong
Perlu diketahui bahwa virus rabies sangat berbahaya dan tidak dapat ditolong hanya dengan vaksin jika sudah menyebar ke tubuh manusia.