Nama ini menggambarkan letak geografis kota Singkawang yang dikelilingi oleh pegunungan dan berdekatan dengan laut serta memiliki sungai-sungai yang mengalir dari hulu hingga hilir.
Pada tahun 1756, Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin menandatangani kontrak dengan VOC-Belanda, yang mendaftarkan Kesultanan Banjarmasin sebagai wilayah protektorat Belanda.
Kontrak ini juga mencakup wilayah Kesultanan Sambas, yang meliputi kota Singkawang.
BACA JUGA:Wow! Kota Terpadat di Kalimantan Utara, Mengungkap Pesona Tarakan Kota Seribu Kafe
Pada tahun 1849, berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, wilayah Kesultanan Sambas dimasukkan ke dalam wester-afdeeling, yaitu salah satu pembagian administratif Hindia Belanda di Kalimantan Barat.
Pada tahun 1942, setelah Jepang menguasai Indonesia, wilayah Kesultanan Sambas diubah menjadi Kota Singkawang, yang merupakan bagian dari Dai Nippon Teikoku Seifu (Pemerintah Kekaisaran Jepang). Nama Singkawang diambil dari nama sungai yang mengalir di wilayah tersebut.
Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeklarasi kemerdekaannya, Kota Singkawang menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada tahun 1950, RIS dibubarkan dan diganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kota Singkawang tetap menjadi bagian dari provinsi Kalimantan Barat.
Pada tahun 2001, Kota Singkawang memperoleh status kota otonom berdasarkan UU No. 12/2001, tanggal 21 Juni 20011.
Keunikan Kota Singkawang
Kota Singkawang memiliki berbagai keunikan yang menjadikannya salah satu kota yang menarik untuk dikunjungi.
Berikut adalah beberapa keunikan kota Singkawang:
1. Kota Seribu Wihara
Kota Singkawang dikenal sebagai kota yang memiliki banyak wihara atau tempat ibadah umat Buddha.
BACA JUGA:Nama-Nama Kabupaten Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Berikut Ibukota dan Potensi Daerah