Mereka memiliki kebebasan untuk memilih pasangan bercinta sesuai dengan keinginan mereka.
Jika ada pasangan yang merasa cocok untuk saling mencintai, mereka akan dinikahkan.
BACA JUGA:Tradisi Unik di Taiwan: Proses Melayat Jenazah
Festival Ghotul diikuti oleh remaja putra (Chelik) yang minimal berusia 21 tahun dan remaja putri (Motiari) yang minimal berusia 18 tahun.
Selama festival ini, para peserta mempelajari banyak hal, termasuk lagu, tarian, cerita rakyat, hingga melakukan hubungan tadi.
Festival Ghotul dimulai dengan perkenalan antara peserta putri dan putra.
Peserta putri kemudian memilih pasangannya dengan cara yang unik, yaitu melalui sisir kayu yang berisi nama-nama remaja putra.
BACA JUGA:Suku Fore: Kehidupan dan Kebudayaan di Oseania
Di malam harinya, peserta putri diberikan minuman yang diyakini dapat mencegah kehamilan.
Setelah itu, mereka dibawa ke sebuah asrama campuran untuk melakukan hubungan, yang bisa dilakukan dengan satu pasangan atau secara berkelompok.
Namun, dalam festival ini, peserta dilarang melakukan hubungan lebih dari 3 malam.
Setelah festival berlangsung selama tujuh hari, para peserta harus memutuskan pasangan yang akan mereka pilih.
BACA JUGA:Bendungan Jatiluhur Purwakarta, Ada Cerita Mbah Jawer Sang Penunggu Waduk
Peserta putra memberikan bunga kepada gadis yang mereka pilih, dan jika bunga tersebut diterima, mereka berhak untuk menikah.
Jika bunga tersebut ditolak, maka keduanya akan mencari pasangan baru.
Festival Ghotul telah menjadi bagian integral dari kehidupan Suku Muria selama bertahun-tahun.