Meskipun usaha bangsa Melayu dalam melawan penjajahan Portugis berakhir dengan kekalahan, semangat perjuangan Tun Fatimah tetap membara dan menginspirasi banyak individu.
BACA JUGA:Kisah dari Negeri Jiran Malaysia: Puteri Lindungan Bulan, Cinta dan Rahasia di Balik Cahaya Malam
Namun, di balik ketegaran dan keberanian, kisah hidup Tun Fatimah juga penuh dengan penderitaan.
Ia tak pernah tersenyum dan mengalami tiga kali keguguran.
BACA JUGA:Kisah dari Negeri Jiran, Legenda Bidasari Sang Putri Tidur dari Malaysia
Mungkin hal ini merupakan akibat dari penderitaan yang dihadapi atau mungkin juga bentuk protes terhadap perlakuan tidak adil yang dialami keluarganya.
Tun Fatimah baru saja melahirkan anak-anaknya ketika Melaka jatuh ke tangan Portugis.
Meski putranya dijanjikan sebagai pewaris takhta, nasib berkata lain.
Sultan Mahmud Syah terpaksa mengungsi ke Muar dan kemudian ke Bintan.
Dalam perjuangan merebut kembali Melaka, putra Mahmud Syah dari istri sebelumnya, Ahmad Shah, mencoba merebut tahta, tetapi upayanya berakhir gagal dan ia akhirnya tewas oleh tangan ayahnya sendiri pada tahun 1513.
Kisah hidup Tun Fatimah adalah cerminan perjuangan seorang perempuan berani yang tak gentar menghadapi tantangan dalam hidupnya.
Meskipun akhirnya Melaka jatuh ke tangan Portugis, warisan perjuangan dan ketabahannya tetap menginspirasi banyak orang dalam menghadapi cobaan dan menjalani kehidupan dengan semangat yang menggebu.(*)