Penemuan Masyarakat Neolitik 5.000 Tahun Lalu di Maroko Mengubah Pemahaman tentang Sejarah Mediterania

Penemuan Masyarakat Neolitik 5.000 Tahun Lalu di Maroko Mengubah Pemahaman tentang Sejarah Mediterania

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Para arkeolog baru-baru ini mengungkap penemuan penting tentang masyarakat Neolitik yang belum dikenal dari sekitar 5.000 tahun yang lalu di wilayah Oued Beht, Maroko.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Antiquity dan memberikan wawasan baru mengenai sejarah peradaban di Afrika Utara.

Oued Beht, yang terletak sekitar 100 km di tenggara ibu kota Rabat, adalah salah satu kompleks pertanian Neolitik tertua dan terbesar di Afrika di luar wilayah Sungai Nil, dengan usia radiokarbon diperkirakan antara 3400 hingga 2900 SM.

Penemuan ini sangat penting karena memberikan bukti baru tentang kehidupan masyarakat di wilayah Maghreb yang masih menyimpan banyak kekosongan pengetahuan untuk periode antara 6.000 hingga 3.000 tahun yang lalu.

BACA JUGA:Asus ROG Azoth: Keyboard Gaming Premium dengan Diskon Besar di Walmart

BACA JUGA:Qualcomm Siapkan Prosesor Generasi Terbaru untuk PC Berbasis Windows, Snapdragon X2

Oued Beht memiliki kemiripan dengan situs-situs Zaman Batu Akhir di Iberia yang menunjukkan usia serupa.

Ini mengindikasikan adanya hubungan dan interaksi budaya antara kedua wilayah selama masa Neolitik.

Profesor Cyprian Broodbank dari Universitas Cambridge menyatakan, "Selama lebih dari 30 tahun, saya yakin bahwa arkeologi Mediterania telah kehilangan sesuatu yang mendasar mengenai pra-sejarah utara Afrika."

Penemuan ini mempertegas kontribusi masyarakat Afrika dalam munculnya dan interaksi budaya di Mediterania pada masa lampau.

Situs Oued Beht pertama kali ditemukan oleh para insinyur Prancis selama proyek pembangunan pada tahun 1930-an.

BACA JUGA:Penemuan Makam Ratu Puabi: Mengungkap Sejarah Megah Sumeria Kuno

BACA JUGA:Tiga Personel Polres Empat Lawang Dipecat Tidak Hormat Akibat Terlibat Pidana dan Indisipliner

Namun, penelitian lapangan yang lebih mendalam baru dilakukan oleh tim arkeolog dari Inggris, Italia, dan Maroko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: