Mengukir Jejak dalam Dunia Film, Warisan Chaidar Dja'far
Mengukir Jejak dalam Dunia Film, Warisan Chaidar Dja'far-ist-
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Dunia perfilman Indonesia kehilangan salah satu tokoh bersejarahnya dengan berpulangnya H. Abdillah Chaidar Dja'far, yang lebih dikenal dengan nama Chaidar Dja'far.
Lahir di Banjarnegara pada 26 Januari 1922, Chaidar Dja'far bukan hanya seorang aktor, tetapi juga seorang sutradara, penulis skenario, dan editor yang meninggalkan jejak mendalam dalam industri film Tanah Air.
Memulai debutnya pada tahun 1950 dalam film Budi Satria yang disutradarai oleh Wildan Dja'far, Chaidar cepat dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perfilman.
Selama kariernya yang panjang, Chaidar Dja'far terlibat dalam berbagai film, baik sebagai pemain, penyunting adegan, penulis naskah, maupun sutradara.
BACA JUGA:Harga Lukisan Van Gogh Capai 1 Triliun Rupiah, Kisah Tragis di Balik Sang Pelukis Terkenal
Beberapa karya terkenalnya termasuk Pengkhianatan G-30-S PKI (1982) yang menempatkannya dalam peran yang sangat dikenal di hati penonton.
Selain itu, Chaidar juga dikenal melalui film-film seperti Jaka Sembung Sang Penakluk (1981), Aladin dan Lampu Wasiat (1980), dan Cinta Annisa (1983).
Sebagai sutradara, Chaidar Dja'far memperlihatkan keahliannya melalui film-film seperti Ya Allah Ampuni Dosaku (1978) dan Embun Pagi (1976).
Karya-karyanya dalam penulisan naskah juga tidak kalah penting, dengan film-film seperti Panggilan Kabah (1977) dan Warung Pojok (1977).
BACA JUGA:Menilik Sejarah Jembatan Cikacepit Pangandaran, Jembatan Kereta Api Terpanjang di Indonesia
BACA JUGA:Prasasti Babilonia Terungkap: Peta Dunia Tertua dan Kepercayaan Kuno
Jejak kariernya tidak hanya tercermin dari banyaknya film yang dibintanginya, tetapi juga dari dedikasinya terhadap industri film Indonesia sebagai sutradara dan penulis naskah.
Chaidar Dja'far adalah salah satu pionir yang turut membentuk wajah perfilman nasional pada masa-masa awalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: