Liang Anggang: Sejarah dan Asal Usul Nama yang Melekat di Tanah Kalimantan Selatan

Liang Anggang: Sejarah dan Asal Usul Nama yang Melekat di Tanah Kalimantan Selatan

Istimewa/internet--

Hal ini merujuk pada keberadaan dataran rendah berair di wilayah ini yang menciptakan kesan "lubang besar".

Versi lainnya menyebutkan bahwa "liang" menunjukkan lubang sarang binatang, sedangkan "anggang" diambil dari nama burung anggang atau enggang (buceros), yang dulunya banyak ditemukan di daerah ini.

Menelusuri sejarah wilayah Liang Anggang tidaklah mudah karena minimnya data tertulis.

Namun, sejarawan FKIP ULM, Mansyur, menyebutkan bahwa Liang Anggang mulai tercatat dalam sejarah melalui Kontrak Sultan Banjar (Sultan Sulaiman) dengan Kolonial Belanda pada 1 Januari 1817.

Wilayah ini menjadi bagian dari konsesi Distrik Maluka yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris melalui Alexander Hare pada 1811–1816, sebelum diambil alih oleh Hindia Belanda.

BACA JUGA:Fakta Menarik Taman Sari Yogyakarta: Pesona Sejarah dan Mitos

BACA JUGA:Sejarah Gunung Ciremai dan Asal Usul Desa Linggarjati, Kisah Para Wali Songo

Dalam perjanjian Sultan Banjar dengan Belanda pada 4 Mei 1826, disebutkan bahwa wilayah seperti Taboniou (Tabanio), Tanjung Silat, hingga Liang Anggang diserahkan kepada Belanda.

Penduduk setempat diperintahkan untuk mengikuti kebijakan Hindia Belanda, terutama dalam bercocok tanam lada dan kopi. Catatan lain dari masa Perang Banjar (1859–1865) oleh W.A.

van Rees juga menyebutkan adanya Kampung Liang Anggang, yang menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki peran signifikan dalam sejarah kolonial di Kalimantan Selatan.

Wilayah Liang Anggang dan sekitarnya, termasuk Banyu Irang dan Maluka, merupakan bagian dari konsesi tanah yang luas yang diberikan kepada Belanda.

BACA JUGA:Penemuan Luar Biasa Kereta Thutmose IV: Bukti Keahlian dan Kekuasaan Mesir Kuno

BACA JUGA:Kisah Jaka Linglung: Legenda Naga Raksasa dan Fenomena Bledug Kuwu

Peta tahun 1893 yang dibuat oleh Hooze juga menggambarkan bahwa Liang Anggang berada di Distrik Maluka, terletak di selatan Sungai Banyu Irang.

Hal ini menunjukkan bahwa nama Liang Anggang tidak hanya terhubung dengan wilayah di Kota Banjarbaru, tetapi juga memiliki akar sejarah yang mendalam di Kabupaten Tanah Laut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: