Tragedi Jembatan Lalan Ditabrak Tongkang, Warga Rebutan Naik Perahu dan Ketek untuk Menyebrang Sungai

Tragedi Jembatan Lalan Ditabrak Tongkang, Warga Rebutan Naik Perahu dan Ketek untuk Menyebrang Sungai

Kerusakan parah pada Jembatan P.6 yang menghubungkan Desa Sukajadi dengan Desa Galih Sari telah menimbulkan dampak besar terhadap aktivitas sehari-hari warga setempat. -DISWAY NETWORK-

MUBA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Kerusakan parah pada Jembatan P.6 yang menghubungkan Desa Sukajadi dengan Desa Galih Sari telah menimbulkan dampak besar terhadap aktivitas sehari-hari warga setempat. 

Jembatan ini ambruk beberapa waktu lalu, memaksa masyarakat mencari alternatif penyebrangan menggunakan perahu atau ketek.

Kerusakan pada jembatan penghubung utama ini menyebabkan antrean panjang di lokasi penyebrangan sementara. 

Warga kini harus menunggu giliran untuk naik ketek, yang mengakibatkan keterlambatan dalam berbagai aktivitas, termasuk sekolah dan pekerjaan.

BACA JUGA:Nakhoda Tugboat Medelin Spirit Jadi Tersangka dalam Kasus Ambruknya Jembatan P6 Lalan

BACA JUGA:Tragedi Jembatan Lalan Ditabrak Tongkang, Korban Jiwa Menunggu Ekonomi Daerah Terancam!

Kondisi ini tidak hanya mengganggu mobilitas, tetapi juga memberikan beban tambahan bagi masyarakat yang harus menyesuaikan rutinitas harian mereka.

Sumartawan, seorang warga setempat, mengungkapkan betapa sulitnya situasi ini. 

"Hari ini saya harus mengantri perahu untuk menyelesaikan pekerjaan di Desa P.16. Perahu penyebrangan ini sangat membantu, meskipun harus menunggu cukup lama. Jika menggunakan jalur alternatif, kami harus naik ponton yang jaraknya cukup jauh," ujarnya.

Kekhawatiran juga dirasakan oleh para orang tua seperti Andi, yang menghadapi kesulitan dalam mengantar anaknya ke sekolah. 

BACA JUGA:Kapal Tongkang Tabrak Jembatan Sungai Lalan, Infrastruktur Vital Roboh

BACA JUGA:Membuka Misteri Desa Mati Plalangan terletak di Ponorogo, Ada Apa?

Sebelumnya, Andi biasa menggunakan sepeda motor untuk menyeberang jembatan. Namun kini, ia terpaksa mencari cara lain untuk memastikan anaknya tetap bisa bersekolah.

"Sekarang semua jadi sulit. Aktivitas kami terganggu dan ekonomi juga terdampak. Pemerintah perlu menindak tegas perusahaan yang bertanggung jawab agar masalah ini segera teratasi," ungkap Andi, dengan nada penuh keprihatinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: