Korea Utara Bakal Membuka Pintu bagi Wisatawan Barat

Korea Utara Bakal Membuka Pintu bagi Wisatawan Barat

Korea Utara kemungkinan akan membuka pintu bagi wisatawan Barat pada akhir 2024,-DISWAY NETWORK-

PYONGYANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Setelah hampir lima tahun tertutup, Korea Utara kemungkinan akan membuka pintu bagi wisatawan Barat pada akhir 2024, menurut informasi dari perusahaan perjalanan terkemuka, Koryo Tours

Langkah ini akan menjadikan Korea Utara sebagai negara terakhir di dunia yang kembali membuka perbatasannya sejak pandemi COVID-19.

Simon Cockerell, perwakilan dari Koryo Tours, dalam podcast harian The Independent, mengungkapkan bahwa pihaknya baru saja mendapatkan informasi dari mitra mereka di Administrasi Pariwisata Nasional Pyongyang bahwa satu wilayah khusus di Korea Utara akan dibuka untuk semua negara pada Desember tahun ini.

Wilayah yang dimaksud adalah Samjiyon, sebuah kompleks pariwisata yang baru dikembangkan di bagian utara negara itu, dekat perbatasan dengan Tiongkok dan di dekat Gunung Paektu, gunung tertinggi di Korea Utara. 

BACA JUGA:Lemnos, Surga Tersembunyi di Tengah Laut Aegean

BACA JUGA:Varosha, Surga Wisata yang Kini Jadi Kota Hantu di Siprus

Meskipun pembukaan ini belum mencakup seluruh negara, Samjiyon memiliki nilai historis yang penting. 

"Samjiyon dianggap sebagai lokasi dari berbagai basis gerilya yang digunakan selama perlawanan terhadap penjajahan Jepang, dan juga dikenal sebagai tempat kelahiran resmi Kim Jong Il," jelas Cockerell. 

"Ada banyak sejarah revolusioner di wilayah ini menurut pandangan Korea Utara," tambahnya.

Akses menuju Samjiyon kemungkinan akan melalui perbatasan darat di utara Tiongkok, yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh wisatawan Barat. 

BACA JUGA:Dartmouth, Surga Pecinta Ikan dan Keripik di Pesisir Inggris

BACA JUGA:Desa Tercantik di Inggris Raya Kini Berjuang Lawan Dampak Pariwisata yang Berlebih

Pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un, memberlakukan penutupan perbatasan yang paling ketat selama pandemi COVID-19, yang bahkan lebih ketat dibandingkan dengan negara lain.

"Ini benar-benar lockdown yang sesungguhnya, melebihi apa yang dialami sebagian besar negara lain di dunia," kata Cockerell. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: