Raga Mulya: Raja Terakhir Kerajaan Sunda dan Akhir dari Pajajaran

Raga Mulya: Raja Terakhir Kerajaan Sunda dan Akhir dari Pajajaran

Istimewa/internet--

Akhir Zaman Pajajaran dan Pemindahan Palangka Sriman Sriwacana. 

Runtuhnya Pajajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana, sebuah tahta kerajaan yang digunakan dalam upacara penobatan raja.

Tahta ini dibawa dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.

Dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru, dan Maulana Yusuf mengklaim dirinya sebagai penerus sah kekuasaan Pajajaran.

BACA JUGA:Polres Muara Enim Bongkar Arena Sabung Ayam di Bedegung

BACA JUGA:Tun Fatimah Srikandi Melaka Dalam Catatan Sejarah

Hal ini dikarenakan Maulana Yusuf memiliki garis keturunan dari Sri Baduga Maharaja melalui buyut perempuannya. 

Palangka Sriman Sriwacana merupakan sebuah tahta khusus yang dibuat dari batu halus dan mengkilap, digunakan hanya dalam upacara penobatan raja di kabuyutan kerajaan.

Tahta ini dianggap sakral dan memiliki nilai simbolis yang tinggi dalam tradisi kerajaan Sunda.

Hingga saat ini, Palangka Sriman Sriwacana dapat ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan di Banten, dan dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Watu Gigilang, yang berarti batu yang mengkilap atau berseri.

Kisah Raga Mulya, Prabu Suryakancana, menggambarkan akhir dari sebuah era panjang dalam sejarah Kerajaan Sunda.

Kejatuhan Pajajaran bukan hanya sekadar penaklukan, tetapi juga menandai hilangnya simbol-simbol kekuasaan yang telah bertahan selama berabad-abad.

BACA JUGA:Pemberontakan Boxer, Konflik Berdarah antara Budaya dan Modernitas

BACA JUGA:Mitologi Pahlawan Wanita Yunani Kuno: Kisah-Kisah yang Jarang Terungkap

Palangka Sriman Sriwacana yang kini berada di Banten menjadi saksi bisu dari perubahan kekuasaan yang pernah terjadi di tanah Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: