Hegira Pertama: Sejarah Hijrah Muslim ke Abyssinia yang Terlupakan

Hegira Pertama: Sejarah Hijrah Muslim ke Abyssinia yang Terlupakan

Hegira Pertama: Sejarah Hijrah Muslim ke Abyssinia yang Terlupakan.--

Delegasi Quraisy berusaha meyakinkan Negus bahwa para Muslim adalah pengkhianat yang membawa ajaran baru yang berbahaya.

Namun, Raja Negus, setelah mendengarkan penjelasan tentang ajaran Islam, termasuk pembacaan ayat-ayat dari Surah Maryam yang menceritakan kisah Maryam (Maria) dan Yesus, merasa tersentuh dan memutuskan untuk menolak permintaan Quraisy.

BACA JUGA:Kerajaan Punt: Tanah Misterius dalam Catatan Mesir Kuno

BACA JUGA:Kisah Pujangga Majapahit: Mpu Prapanca dan Mpu Sutasoma dalam Sejarah Hayam Wuruk

Dia tidak hanya melindungi para Muslim, tetapi juga memperlakukan mereka dengan hormat, memberikan mereka kebebasan beribadah, dan hak untuk tinggal di kerajaannya dengan damai.

Hegira Pertama menunjukkan bagaimana Islam, bahkan pada masa awalnya, terlibat dalam hubungan diplomatik dengan komunitas non-Muslim.

Keputusan Raja Negus untuk melindungi para pengungsi Muslim adalah bukti toleransi agama yang luar biasa pada masa itu, dan juga menunjukkan bahwa ada elemen-elemen saling menghormati dan pemahaman antara agama-agama yang berbeda.

Peristiwa ini juga memperlihatkan pentingnya hubungan antaragama dalam sejarah Islam.

BACA JUGA:Apakah Benar Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun?

BACA JUGA:Kisah Kepahlawanan Letkol Mochammad Sroedji di Jember

Negus dilihat sebagai sosok yang dihormati dalam sejarah Islam, dan Nabi Muhammad bahkan dikatakan telah melaksanakan salat gaib untuk menghormati raja tersebut setelah mendengar kabar tentang kematiannya.

Kisah ini juga menjadi contoh penting tentang bagaimana hubungan baik antara umat Muslim dan komunitas Kristen bisa terjalin sejak awal sejarah Islam.

Setelah beberapa tahun, sebagian besar Muslim yang bermigrasi ke Abyssinia akhirnya kembali ke Arab setelah kondisi di Mekah mulai membaik dan setelah hijrah ke Madinah menjadi kenyataan.

Namun, beberapa dari mereka memilih untuk tetap tinggal di Abyssinia, berintegrasi dengan masyarakat setempat.

BACA JUGA:Kisah Bajak Laut Tobelo: Ketangguhan dan Teror di Laut Nusantara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: