Hegira Pertama: Sejarah Hijrah Muslim ke Abyssinia yang Terlupakan
Hegira Pertama: Sejarah Hijrah Muslim ke Abyssinia yang Terlupakan.--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Ketika berbicara tentang Hegira (Hijrah) dalam sejarah Islam, kebanyakan orang langsung merujuk pada migrasi Nabi Muhammad dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M, yang menandai permulaan kalender Islam.
Namun, ada satu peristiwa penting yang sering kali diabaikan, yaitu Hegira Pertama—migrasi kecil yang terjadi sebelum hijrah ke Madinah, di mana sekelompok Muslim pertama kali melarikan diri ke Abyssinia (sekarang Ethiopia) untuk mencari perlindungan dari penganiayaan di Mekah.
Peristiwa ini bukan hanya episode penting dalam sejarah awal Islam, tetapi juga menggambarkan hubungan diplomatik yang luar biasa antara Muslim awal dan penguasa Kristen di Abyssinia.
BACA JUGA:Dinasti Nri: Peradaban Damai yang Lupa dari Nigeria
BACA JUGA:Kerajaan Khazar: Bangsa Prajurit yang Memeluk Yudaisme
Pada awal penyebaran Islam di Mekah, kaum Muslim mengalami penganiayaan berat dari kaum Quraisy, kelompok penguasa Mekah yang melihat ajaran Islam sebagai ancaman terhadap kekuasaan dan kepercayaan tradisional mereka.
Para pengikut Nabi Muhammad yang sebagian besar berasal dari kalangan miskin dan tidak berpengaruh, menjadi target intimidasi, penyiksaan, dan pemboikotan sosial.
Dalam situasi yang semakin memburuk, Nabi Muhammad memberikan izin kepada beberapa pengikutnya untuk mencari perlindungan di Abyssinia, sebuah kerajaan Kristen yang dikenal karena raja (Negus atau Najashi) yang adil dan murah hati.
Ini terjadi sekitar tahun 615 M, hampir tujuh tahun sebelum hijrah ke Madinah.
Sekitar 15 Muslim, termasuk beberapa kerabat dekat Nabi Muhammad, berangkat ke Abyssinia dalam gelombang migrasi pertama.
BACA JUGA:Peradaban Olmec: Awal dari Mesoamerika yang Terlupakan
BACA JUGA:Kerajaan Nubia: Rival yang Terlupakan dari Mesir Kuno
Di Abyssinia, para migran Muslim diterima dengan baik oleh Raja Negus, yang dikenal karena keadilannya.
Raja ini memberikan perlindungan kepada mereka, meskipun ada tekanan dari kaum Quraisy yang mengirim delegasi untuk meminta pengusiran para pengungsi Muslim tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: