Pantangan Bangsa Jawa dan Tragedi Tewasnya Trunojoyo: Sebuah Upaya Menjaga Harga Diri

Pantangan Bangsa Jawa dan Tragedi Tewasnya Trunojoyo: Sebuah Upaya Menjaga Harga Diri

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Trunojoyo, seorang tokoh asal Madura, dianggap sebagai ancaman besar bagi kelangsungan dan kedudukan raja-raja Jawa pada zamannya.

Seperti Ranggalawe dan Aria Wiraraja sebelumnya, keberadaan Trunojoyo memunculkan kekhawatiran di kalangan bangsawan Jawa.

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Trunojoyo berhasil menduduki Keraton Mataram dan memaksa Raja Amangkurat I untuk melarikan diri, yang akhirnya meninggal dalam pelariannya di Tegal.

Keberhasilan Trunojoyo dalam pemberontakannya menjadi tantangan serius bagi Mataram.

BACA JUGA:Jelang Peringatan HUT RI Lapas Empat Lawang Koordinasikan Persiapan Pemberian Remisi Dengan Pj Bupati

BACA JUGA:Invasi Majapahit ke Singapura: Perang Panjang Melawan Kekaisaran Mongol dan Penguasaan Temasik

Bagi orang Jawa, meskipun seseorang memiliki sifat dewa, jika ia bukan berdarah Jawa dan berambisi untuk menduduki tahta serta memerintah Jawa, hal itu dianggap sebagai aib besar.

Oleh karena itu, demi menjaga harga diri dan kehormatan bangsa Jawa, keberadaan Trunojoyo harus diakhiri.

Sebagai Putra Mahkota, Amangkurat II kemudian berusaha mengembalikan harkat dan martabat orang Jawa yang kala itu berada di bawah ancaman kekuatan asing.

Gabungan para pemberontak yang dipimpin dan didanai oleh orang-orang Madura, Makassar, serta Sunda (Cirebon dan Banten), menjadi ancaman nyata bagi kekuasaan Mataram.

BACA JUGA:Misteri Pelet Jaran Guyang: Kisah Legenda dari Cirebon hingga Kerajaan Gegelang

BACA JUGA:Mulai 2025, PPPK Akan Menikmati Jaminan Pensiun dan Hari Tua Setara PNS

Untuk menghadapi ancaman ini, Amangkurat II memilih bersekutu dengan VOC.

Kerjasama ini menghasilkan kemenangan bagi Mataram, meskipun harus dibayar dengan menyerahkan beberapa wilayah kepada VOC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: