Geger Nyi Roro Kidul Muncul di Tangerang, Mitosnya Sudah Terbongkar

Geger Nyi Roro Kidul Muncul di Tangerang, Mitosnya Sudah Terbongkar

Istimewa/internet--

Akibat disebut punya kekuatan, banyak orang merasa takut terhadap sosoknya.

Rasa ketakutan ini lantas sejalan dengan tragedi hilangnya orang di Pantai Selatan Jawa, biasanya karena korban memakai baju hijau yang disukai Nyi Roro Kidul.

Dari perspektif sejarah, masyarakat Jawa sudah mengenal narasi kemunculan Nyi Roro Kidul sejak lama.

Terkait asal-usulnya terdapat banyak versi. Sejarawan Ricklefs dalam *Sejarah Indonesia Modern* (2008) mencatat, Nyi Roro Kidul dahulu merupakan putri Raja Pajajaran. Versi lain menyebut dia keturunan Raja Kediri dan Raja Airlangga.

BACA JUGA:Kudeta di Kerajaan Talaga Manggung, Majalengka Situ Sangiang

BACA JUGA:Korban Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB Desak Bareskrim Polri Periksa Eks Gubernur Sumsel

Terlepas dari versi mana yang benar, satu hal yang pasti adalah dia bermukim di bawah perairan Samudera Hindia, tepatnya di pesisir Pantai Selatan.

Ricklefs menyebut alasan dia tinggal di bawah laut karena terusir dari istana usai menolak menikah.

Keberadaannya di bawah lautan lantas menjadi daya tarik bagi penguasa Mataram, Senopati.

Denys Lombard dalam *Nusa Jawa Silang Budaya* (1996) yang mengutip Babad Tanah Jawi menceritakan, Senopati kerap bertemu Ratu Kidul di Pantai Parangtritis dan bersetubuh dengannya di istana bawah laut.

Aksi ini dilakukan Senopati sebab melihat Ratu Kidul punya kekuatan super besar, baik itu di dunia nyata dan alam ghaib.

BACA JUGA:Hepy Safriani Ajak Warga Pagaralam Coblos 'Kerbai Jilbab Abang'

"Ratu Kidul konon tidak hanya menguasai ombak-ombak Samudera Selatan yang mengamuk, tapi juga semua dedemit yang melanda dan mengancam kerajaan," ungkap Lombard.

Atas kepercayaan demikian, Senopati berharap persenggamaannya dengan penguasa pantai selatan membuat keamanan Mataram bakal terjamin. Pada akhirnya, ini benar terjadi pada awal abad ke-17.

Sejarawan Peter Carey dan Vincent Houben dalam Perempuan-Perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX (2016) menceritakan, hubungan intim keduanya sukses membuat Mataram mencapai puncak kejayaan saat cucu Senopati, Sultan Agung, berkuasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: