Mengulik Misteri di Balik Nama Jalan Keramat Gantung di Surabaya

Mengulik Misteri di Balik Nama Jalan Keramat Gantung di Surabaya

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, menyimpan banyak sejarah yang terkait dengan era Kerajaan Majapahit dan periode setelahnya.

Sejumlah nama jalan di kota yang dijuluki Kota Pahlawan ini erat kaitannya dengan peradaban masa lampau dan cerita-cerita mitos yang berkembang di masyarakat.

Salah satu jalan yang terkenal dengan cerita mistisnya adalah Jalan Keramat Gantung.

Jalan Keramat Gantung saat ini merupakan jalan protokol yang menghubungkan Gedung DPRD di Jalan Indrapura dengan Gedung Grahadi di Jalan Gubernur Suryo.

BACA JUGA:Bahaya Mukbang: Mengapa Perlu Memahami Dampak Buruknya Terhadap Kesehatan

Nama jalan ini mungkin tidak asing bagi para penggemar fotografi, karena di kawasan tersebut terdapat dua toko penyedia kamera terlengkap di Surabaya.

Menurut cerita yang beredar, nama Jalan Keramat Gantung berasal dari kisah perkelahian antara dua tokoh legendaris, Adipati Jayeng Rono dan Sawunggaling.

Adipati Jayeng Rono dikenal memiliki kesaktian berupa Ilmu Baya atau Buaya, sedangkan Sawunggaling memiliki ilmu Sura atau Ikan Sura yang juga dikenal dengan Ikan Hiu.

Pertarungan antara dua tokoh ini sangat terkenal dan menjadi cikal bakal nama kota Surabaya, yang berasal dari gabungan nama Sura dan Baya.

BACA JUGA:Manfaat Kesehatan Ubi Jalar: Nutrisi Penting untuk Tubuh

Legenda mengatakan bahwa karena kekuatan mereka yang sama-sama hebat, kedua tokoh tersebut akhirnya tewas dengan cara tergantung di kawasan yang kini dikenal sebagai Jalan Keramat Gantung.

Kisah ini kemudian menjadi bagian dari folklore kota Surabaya, yang mewarnai sejarah dan budaya lokal.

Selain itu, ada juga versi lain dari "riwayat Surabaya" yang menyebutkan bahwa tempat ini menjadi saksi bisu perlawanan Adipati Aryo Jayeng Kusuma terhadap kompeni Belanda.

Adipati Aryo Jayeng Kusuma, seorang patih yang berani melawan penjajah, akhirnya digantung di dekat alun-alun yang saat ini bernama alun-alun Contong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: