Mengulik Cerita Tambang Emas Tertua di Pulau Jawa, Ditemukan Tahun 1839 Kini Jadi Geowisata
Istimewa/internet--
Salah satu metode penambangan yang terkenal saat itu adalah penggunaan lori gantung, di mana kereta pengangkut tanah yang mengandung emas digantung pada tali pancang baja dan diangkut menuju unit pengolahan emas di Pasirgombong.
Di sana, emas dipisahkan dari material tanah dan dimurnikan.
Dump truk juga digunakan untuk membawa material dari gua-gua di perbukitan Cikotok.
Penutupan Tambang dan Transformasi Menjadi Geowisata:
Seiring berjalannya waktu, kandungan emas di Cikotok semakin menurun.
Pada tahun 2004, produksi emas hanya mencapai 238 kg, dan pada tahun 2007, tambang ini resmi ditutup setelah tidak lagi ekonomis untuk ditambang.
BACA JUGA:Fenomena Bioluminesensi: Keindahan Cahaya Alam yang Langka
Selama 10 tahun, proses pemulihan lahan tambang dilakukan.
Sayangnya, sisa mesin tambang dan peralatan penunjang produksi banyak yang dijarah oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab, meninggalkan hanya bangunan dan beberapa unit yang tersisa.
Meski demikian, kawasan bekas tambang ini kini diubah menjadi destinasi wisata edukasi tambang, menyajikan sejarah pengelolaan hasil bumi sejak zaman Belanda.
Kini, bekas tambang emas Cikotok menjadi geowisata yang menarik bagi para pengunjung yang ingin belajar tentang sejarah pertambangan di Indonesia.
Wisata ini menawarkan perjalanan edukatif mengenai proses eksplorasi dan penambangan emas, serta transformasi lingkungan pasca-tambang.
Meskipun masa kejayaannya sudah berlalu, Cikotok tetap menyimpan sejarah yang kaya dan berharga bagi Indonesia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: