Nasib Rakyat Konstantinopel Setelah Ditaklukkan Oleh Pasukan Utsmaniyah

Nasib Rakyat Konstantinopel Setelah Ditaklukkan Oleh Pasukan Utsmaniyah

Gambar ilustrasi --

BACA JUGA:Arkeolog Israel Temukan Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun di Situs Kota Daud

Menurut Crowley, Mehmed II menerima seperlima dari semua rampasan, sementara sebagian besar warga sipil, sekitar 30.000 orang, diarak ke pasar budak di Edirne, Bursa, dan Ankara.

Perkemahan Utsmaniyah dipenuhi dengan barang-barang berharga yang diperjualbelikan, dan para prajurit menjadi kaya mendadak dalam semalam.

Kontroversi Mengenai Perbudakan dan Perlakuan Terhadap Warga

Namun, pandangan ini mendapat bantahan dari beberapa sejarawan Muslim.

BACA JUGA:Lukisan Gua Prasejarah Tertua di Dunia Berasal dari Indonesia, Bukti Majunya Kebudayaan Nenek Moyang

Ali Muhammad As-Shalabi dalam bukunya "Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah" menyatakan bahwa Fetih Sultan Mehmet Khan adalah seorang pemimpin Muslim yang budiman dan memperlakukan rakyat Konstantinopel dengan baik.

Menurut As-Shalabi, Sultan Mehmet memerintahkan tentaranya untuk bersikap toleran terhadap tawanan perang dan menjalin hubungan baik dengan Patriarch Gereja Ortodoks, seperti Patriarch Gennadios.

Pandangan ini menyoroti sisi lain dari penaklukan yang sering kali diabaikan dalam narasi Barat.

As-Shalabi menyebutkan bahwa Sultan Mehmet berusaha mengintegrasikan warga Kristen ke dalam kekhalifahan Utsmaniyah dengan memberikan mereka kebebasan beribadah dan melindungi hak-hak mereka.

BACA JUGA:Misi 3G: Gold, Glory, dan Gospel dalam Penjelajahan Eropa

Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menciptakan stabilitas dan harmoni di kota yang baru saja ditaklukkan.

Dampak Jangka Panjang Penaklukan Konstantinopel

Penaklukan Konstantinopel membawa dampak yang signifikan bagi sejarah dunia.

Kota yang pernah menjadi pusat Kekaisaran Bizantium ini berubah menjadi ibu kota Kekhalifahan Utsmaniyah, yang kemudian dikenal dengan nama Istanbul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: