Reaksi Penentang Presiden Iran Ebrahim Raisi, Rayakan Kematian dengan Pesta Kembang Api hingga Menari

Reaksi Penentang Presiden Iran Ebrahim Raisi, Rayakan Kematian dengan Pesta Kembang Api hingga Menari

Pada Minggu (19/5/2024), Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur--

Ia diduga telah mengirim ribuan tahanan politik ke tiang gantungan, yang membuatnya mendapat julukan 'Penjagal Teheran'.

BACA JUGA:Waduh Gawat, Korban Selamat Kecelakaan Helikopter Presiden Iran Buka Suara: Tidak Ada Kabut Tebal

Jonathan Harounoff, seorang jurnalis dan analis yang berfokus pada Israel dan Iran, menjelaskan, "Raisi adalah sosok yang sangat kontroversial, terutama karena perannya dalam sistem peradilan Iran yang brutal. 

Kematian Raisi menimbulkan reaksi beragam, dari duka mendalam di kalangan pendukungnya hingga perayaan di kalangan penentangnya."

Kematian Raisi tentu saja menciptakan ketegangan di Iran. 

Bagi para pendukungnya, Raisi adalah seorang pemimpin yang tegas dan berkomitmen untuk melindungi nilai-nilai Republik Islam. 

BACA JUGA:Jutaan Orang Turun ke Jalan di Iran Mengiringi Pemakaman Pemimpin Tertinggi

Namun, bagi mereka yang menentangnya, Raisi adalah simbol dari penindasan dan kebrutalan pemerintah.

Perayaan yang terjadi di tengah kabar kematiannya mencerminkan betapa mendalamnya perasaan permusuhan terhadap sosok ini di kalangan oposisi.

Di saat yang sama, pemerintah Iran berusaha menunjukkan rasa hormat dan duka cita melalui berbagai acara doa dan peringatan. 

Namun, narasi yang berbeda dari para penentang Raisi terus bermunculan di media sosial, memperlihatkan betapa terpolarisasinya masyarakat Iran dalam menyikapi kepemimpinan Raisi dan warisannya.

BACA JUGA:Kesiapan Kabupaten Empat Lawang Menyambut Kunjungan Kerja Presiden RI

Peristiwa ini juga menyoroti perpecahan yang ada di diaspora Iran.

Banyak dari mereka yang meninggalkan Iran setelah Revolusi Islam 1979 dan masih memiliki rasa nostalgia terhadap era Pahlavi.

Mereka sering kali memandang kepemimpinan saat ini dengan kritis dan mengharapkan perubahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: